Jathilan Kudho Tamtomo: Komunitas Seni di Bawah Binaan Polda DIY

Jathilan Kudho Tamtomo: Komunitas Seni di Bawah Binaan Polda DIY

Penari Jathilan Kudho Tamtomo tampil energik diiringi gamelan. Atraksi ini memadukan seni tradisi Jawa dengan pesan sosial tentang budaya dan kamtibmas.--Foto: Kristiani Tandi Rani/Disway Jogja.id

Seni tradisi tak hanya menjadi hiburan, tetapi juga sarana membangun kesadaran masyarakat. Sejak awal kelompok ini berdiri, dukungan dari pimpinan membuat mereka leluasa berkarya. 

“Iya, di bawah Polda. Kebetulan dulu Pak Kapolda, Irjen Nainggolan, sangat mendukung. Jadi kami diberi kebebasan,” jelasnya. 

Menurut dia, kegiatan seni ini sekaligus menjadi bentuk pembinaan masyarakat. 

“Maksudnya, izin pun bisa karena ini sama saja dengan pembinaan masyarakat,” imbuhnya.

Tak jarang, pertunjukan Kudho Tamtomo disisipi pesan sosial. Ketika tampil di kampung-kampung, kelompok ini mengingatkan warga akan bahaya narkoba maupun praktik perjudian daring. 

“Kadang kalau kami pentas di kampung-kampung, juga menyelipkan pesan kamtibmas misalnya tentang bahaya judi online dan narkoba. Jadi selain melestarikan budaya, juga ikut membina masyarakat,” tambahnya.

Ia menambahkan, pendekatan seni memudahkan pesan untuk diterima khalayak. 

“Sosialisasi Bhabinkamtibmas melalui seni, karena lewat seni bisa masuk ke mana saja, Mbak,” tambahnya.

Atraksi Jathilan Kudho Tamtomo pun tak sekadar melestarikan warisan budaya Jawa, tetapi juga menjadi jembatan komunikasi antara polisi dan masyarakat. 

Melalui kesenian, pesan moral dan keamanan disampaikan dengan cara yang lebih hangat dan membumi. 

Atraksi kuda lumping yang mereka bawakan kerap menghadirkan perpaduan unik antara tradisi, simbol magis, dan kisah perjuangan.

Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News

Sumber:

Berita Terkait