Ratusan Peserta Ikuti Program Masterclass Kampung Menari di Kawasan Cagar Budaya Yogyakarta
Para penari dari Kota Yogyakarta membawakan Jampi Jogja di Indraloka Heritage Homestay, Terban, Gondokusuman, Kota Yogyakarta, Jumat (8/8/2025).--dok. JKPI
"Semoga pengalaman selama di Kota Yogyakarta menjadi pengalaman luar biasa. Semoga kami diizinkan berkunjung ke Kota Singkawang dan bertukar kebudayaan, ilmu, kuliner, hingga hal-hal lainnya yang bisa dibawa sebagai pengalaman. Semoga kunjungan di Kota Yogyakarta menjadi kenangan yang sangat indah," kata Hafsah.
Setelah Jampi Jogja, tarian selanjutnya dari Singkawang bertema Lenggok Singkawang dan Kopi Pancong. Lenggok Singkawang menggambarkan kegiatan sehari-hari masyarakat Singkawang, yang terkenal dengan keberagaman dan toleransi yang tinggi.
BACA JUGA : Pasar Malam Indonesia di TBEG Awali Rakernas ke-11 JKPI 2025
BACA JUGA : Yogyakarta Tuan Rumah Rakernas JKPI 2025, Hasto Wardoyo Pamerkan Warisan Budaya Kota Pusaka
Gerak langkah dari tarian ini mencerminkan keceriaan, kerja keras, hingga semangat, yang selalu menggelora di hati masyarakat Singkawang.
Sementara, Kopi Pancong berarti setengah cangkir. Tarian ini menggambarkan keharmonisan gerak langkah tari tradisional dan modern. Secangkir kopi dapat mencairkan suasana yang beku karena kesibukan kegiatan sehari-hari.
Dari secangkir kopi di warung pinggir jalan, dapat menimbulkan ide-ide besar untuk membuat suatu keputusan membangun dan menjaga NKRI.
Ketua TP PKK Kota Singkawang, Rahmadiyanti Muhammadin, mengatakan sesi Masterclass Kampung Menari menjadi ruang untuk mengenalkan kebudayaan Singkawang di Kota Yogyakarta. Di banyak acara di Singkawang, tarian tradisional selalu menjadi bagian.
BACA JUGA : Hasto Wardoyo Buka Indonesian Street Performance 2025 di Titik Nol Jogja
BACA JUGA : Upaya Kembangkan Warisan Budaya Indonesia, JKPI dan Kementerian Kebudayaan Terus Tegaskan Komitmen
"Kami berkesempatan mengenalkan tarian tersebut di Kota Yogyakarta, seperti inilah tari di Singkawang," tuturnya.
Rahmadiyanti berkeinginan suatu hari nanti bisa mengajak penari dan masyarakat Kota Yogyakarta untuk berkunjung ke Singkawang.
"Kami ingin mengenalkan kebudayaan Singkawang, daerah yang terkenal dengan tingkat toleransi tertinggi di Indonesia. Kami ingin masyarakat Yogyakarta melihat secara langsung seperti apa susunan rumah ibadah kami di Singkawang, ingin kenalkan kuliner kami dan lainnya," pungkasnya.
Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News
Sumber: