Presiden Timor Leste Jose Ramos Horta Singgung Pendidikan dan Perdamaian di Negara ASEAN

Presiden Timor Leste Jose Ramos Horta Singgung Pendidikan dan Perdamaian di Negara ASEAN

Presiden Timor Leste Jose Ramos Horta menyebutkan soal pendidikan dan perdamaian di negara-negara ASEAN dalam kegiatan UGM Annual Lecture di Balai Senat UGM Kamis (31/7/2025). --dok. UGM

Dia memahami bahwa untuk membangun kembali negara, pihaknya harus membangun kembali pendidikan. Timor Leste melaksanakan program makan di sekolah untuk mencegah kelaparan, malnutrisi, dan stunting, serta memastikan anak-anak bisa tetap berada di dalam kelas.

"Satu makanan sederhana bisa menjadi penentu antara belajar dan putus sekolah. Dengan menyediakan makanan bergizi, kami tidak hanya memberi makan tubuh, tetapi juga memberi makan pikiran, memungkinkan anak-anak untuk tetap belajar, fokus, dan menyerap pengetahuan yang akan memberdayakan mereka sepanjang hidup," terangnya. 

BACA JUGA : Satu-satunya dari Asia Tenggara, Wakil Rektor UGM Wening Udasmoro Raih U21 Award

BACA JUGA : Tunggu Enam Tahun, Mahasiswa UGM Raih Juara 2 Kompetisi Aktuaria Internasional 2025

Ramos Horta mengusulkan agar ASEAN memperkuat koneksi antara universitas dengan komunitas lokal melalui Jaringan Universitas ASEAN untuk transformasi sosial, dengan program bersama dalam literasi digital, inklusi sosial, keadilan iklim, dan kewirausahaan komunitas, guna membangun kemitraan inovatif dalam Ekonomi Hijau dan Biru.

"Kami mengusulkan agar ASEAN membentuk Program Pemuda ASEAN untuk Kepemimpinan Transformasional, berbasis pada magang komunitas, pertukaran lintas budaya, dan laboratorium inovasi lokal, guna mencetak pemimpin yang melayani dengan etika, visi, dan empati," tutur Ramos Horta. 

Selain pendidikan, Presiden Timor Leste Ramos Horta menyinggung soal perdamaian, di mana dia mengusulkan pendirian Pusat Studi Perdamaian dan Rekonsiliasi Komunitas Asean. 

"Model ko-konstruksi ala Timor-Leste dapat menawarkan ASEAN contoh bagaimana kepemimpinan bisa lahir dari mendengarkan, kerendahan hati, dan penghormatan terhadap komunitas - sebuah model kepemimpinan berbasis komunitas, lintas budaya, dan regeneratif yang ingin Timor-Leste bagikan kepada mitra-mitra kawasan," imbuhnya. 

BACA JUGA : Prediksi Timnas Indonesia U-23 VS Timor Leste, 3 Punggawa Garuda Muda Cidera

BACA JUGA : Polisi Kantongi Identitas Pelaku Penusukan Mahasiswa Timor Leste di Jogja, Siap-Siap Saja

Di dalam ASEAN, lanjut Ramos Horta, kepemimpinan inspiratif untuk perubahan sosial adalah yang berani menyatukan tradisi dan inovasi, kearifan lokal dan ilmu akademik, pemuda dan orang tua, komunitas dan institusi. 

"Semoga Timor-Leste, meski dengan segala tantangannya, tetap menjadi contoh harapan, rekonstruksi, dan visi transformasional yang rendah hati. Masa depan adalah milik mereka yang berani bermimpi—dan yang memiliki keberanian untuk bekerja mewujudkannya," pungkasnya. 

Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News

Sumber: