Tinjau MBG Sleman, Kepala Kantor Komunikasi Kepresidenan Sebut Anak-anak Sudah Mulai Terbiasa Makan Sehat

Tinjau MBG Sleman, Kepala Kantor Komunikasi Kepresidenan Sebut Anak-anak Sudah Mulai Terbiasa Makan Sehat

Kepala Kantor Komunikasi Kepresidenan, Hasan Nasbi meninjau pelaksanaan program MBG di TK Among Siwi-harianjogja.com-

“Saya rasa program yang ini, gelombang kedua ini, sangat baik ya, karena sudah belajar dari gelombang pertama, apa yang mungkin perlu diperbaiki dari gelombang pertama, di gelombang kedua ini sudah sangat banyak perbaikan,” imbuhnya.

Soal evaluasi pelaksanaan MBG hingga saat ini, Hasan menyebut penguatan Standard Operating Procedure (SOP) menjadi salah satunya. Penguatan SOP ini sangat penting agar tidak terjadi hal-hal yang tidak diinginkan.

BACA JUGA : Pertama Digelar di DIY, Ribuan Siswa di Depok Sleman Mulai Menikmati Program Makan Bergizi Gratis

BACA JUGA : Pelaksanaan Program Makan Bergizi Gratis di Bantul Kemungkinan Batal Digelar Pekan Depan, Ini Alasannya

“Paling kan yang beberapa kejadian kemarin itu menjadi evaluasi bagi BGN untuk memperkuat SOP. SOP-nya supaya tidak terjadi hal-hal yang tidak diinginkan,” tuturnya.

“Tapi tadi saya lihat dapur yang di dekat sini [SDN Sinduadi Timur], itu dapurnya sangat proper, sangat bagus, peralatannya juga sangat proper, kebersihannya juga sangat terjaga dan proses memasaknya tadi saya lihat sangat higienis,” imbuhnya.

Hasan bahkan sempat mencicipi langsung menu makanan yang disuguhkan kepada anak-anak di dapur. “Menunya juga enak. Kami cicipin tadi di dapur menunya, saya rasa anak-anak juga akan sangat suka,” katanya.

Plt. Kepala Sekolah SDN Sinduadi Timur, Haryanta menilai program MBG dapat membantu pertumbuhan anak-anak. Apalagi di usia-usia ini merupakan masa tumbuh bagi anak.

BACA JUGA : JCW Ingatkan Potensi Korupsi Pelaksanaan Program Makan Bergizi Gratis, Perlu Transparansi dan Pengawasan Kuat

BACA JUGA : Kesiapan Sudah 97 Persen, Program Makan Bergizi Gratis di Yogyakarta Akan Dimulai 13 Januari 2025

Di SDN Sinduadi Timur, total ada 167 siswa yang menjadi sasaran program MBG. Dalam pelaksanaannya, sekolah akan memberikan jumlah siswa yang masuk ketika pada jam pertama pelajaran. Berdasarkan data tersebut dapur akan mengirimkan jumlah makanan yang sesuai dengan jumlah siswa yang masuk hari itu.

Sekolah lanjut Haryanta telah diminta untuk mengirimkan data anak-anak yang punya alergi makanan tertentu. “Kemarin juga sudah dimintai daftar untuk anak-anak yang alergi terutama mengenai masalah telur,” imbuhnya.

Meski terbilang tidak ada kendala selama pelaksanaan MBG di sekolahnya, Haryanta mengusulkan agar waktu pengedropan MBG bisa disesuaikan supaya tidak terlalu pagi.

“Usulannya untuk kelas tinggi drop makanan jam sepuluh, kalau yang lain kelas 1-3 sama PAUD itu jam sembilan sudah dibagikan,” tegasnya.

Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News

Sumber: harianjogja.com