BANTUL, diswayjogja.id – Data komposisi aparatur sipil negara (PNS) di Kabupaten Bantul menunjukkan perubahan besar dalam struktur birokrasi Indonesia.
Saat ini, hampir 70 persen PNS di Bantul adalah perempuan.
Angka ini tidak hanya merepresentasikan keberhasilan emansipasi, tetapi juga menegaskan ketergantungan negara terhadap peran perempuan dalam menjalankan fungsi pemerintahan.
Bupati Bantul, Abdul Halim Muslih, menyebut dominasi perempuan dalam birokrasi bukan sekadar statistik, melainkan realitas kerja sehari-hari yang menopang keberlangsungan pelayanan publik.
Mulai dari pendidikan, kesehatan, sosial, pertanian, perdagangan, industri, perhubungan, hingga pekerjaan umum, total 34 urusan pemerintahan, semakin banyak dijalankan dan dipimpin oleh perempuan.
BACA JUGA : 205 Honorer Non Data Base Brebes Gagal CPNS Geruduk Gedung DPRD, Pertanyakan Kejelasan Nasib
BACA JUGA : Lonjakan Pensiun 517 PNS Sleman, Bupati Ingatkan Jangan Berhenti Produktif
“Jumlah PNS saat ini hampir 70 persen adalah perempuan. Banyak kepala OPD perempuan dan kepala bidang perempuan, sehingga semangat emansipasi yang diperjuangkan R.A. Kartini semakin kuat dan semakin terwujud,” katanya, Senin (22/12/2025).
Menurutnya, jika perempuan khususnya para ibu berhenti bekerja atau melakukan mogok massal, dampaknya tidak hanya terasa di lingkup rumah tangga, tetapi langsung melumpuhkan sistem sosial dan ekonomi.
Pasar, pabrik, sekolah, hingga rumah sakit akan berhenti beroperasi.
"Saya tidak bisa membayangkan jika para perempuan berhenti bekerja. Tidak ada lagi aktivitas di pasar, pabrik, sekolah, bahkan rumah sakit. Itu seperti kiamat kecil, kiamat sebelum kiamat,” ujarnya.
Selain peran struktural di pemerintahan, Halim menyoroti kontribusi emosional dan sosial perempuan dalam keluarga.
BACA JUGA : Dibayar Saat Jadi Tersangka, Skema Gaji PNS Korupsi di Sleman Tuai Kontroversi
BACA JUGA : 409 PNS DIY Terima Satyalancana 2025, Sri Sultan Ingatkan ASN Terus Berinovasi dan Mengabdi
Ia mengaitkan hal tersebut dengan realitas kehidupan modern, ketika banyak anak bekerja jauh dari orang tua, terutama ibu, namun tetap menjadikan ibu sebagai pusat emosional kehidupan.