BACA JUGA : 5 Destinasi Wisata Glamping Seru dan Menarik di Sumatera Barat, Ideal untuk Melepas Penat
BACA JUGA : 8 Wisata Menarik di Padang Panjang, Berikan Pengalaman Berkesan Bagi Siapa Saja yang Berkunjung
Transformasi Stasiun Menjadi Museum Kereta Api
Bagian kunci dari revitalisasi tersebut adalah transformasi Stasiun Sawahlunto. Bangunan stasiun bersejarah ini resmi beralih fungsi menjadi Museum Kereta Api pada 17 Desember 2005. Perubahan fungsi ini merupakan titik balik penting yang menandai babak baru dalam pelestarian warisan transportasi Indonesia.
Peresmian museum tersebut dihadiri dan dilakukan oleh Wakil Presiden Jusuf Kalla pada saat itu, sebuah penanda bahwa revitalisasi ini adalah program nasional yang penting. Di halaman depan museum yang kini indah, Mak Itam berdiri gagah sebagai pajangan utama. Kini, fungsi lokomotif uap hitam itu telah berubah sepenuhnya: ia tidak lagi bertugas menarik gerbong tambang yang berat, melainkan mengangkut para wisatawan yang haus akan sejarah dan pengalaman otentik.
Pengakuan UNESCO dan Warisan Tambang Batubara Ombilin Sawahlunto (WTBOS)
Keberhasilan Sawahlunto dalam melestarikan warisan tambangnya mencapai puncaknya ketika Museum Kereta Api Sawahlunto dan seluruh kompleks pertambangan bersejarah diakui sebagai Warisan Tambang Batubara Ombilin Sawahlunto (WTBOS) oleh UNESCO. Pengakuan internasional ini menjadi validasi tertinggi atas upaya konservasi yang telah dilakukan.
Status Warisan Dunia ini membawa dampak besar. Sawahlunto kini setara dengan situs-situs bersejarah penting lainnya di dunia, menjadikannya destinasi yang wajib dikunjungi oleh penggemar sejarah, arsitektur, dan warisan industri. Pengakuan ini juga memberikan tanggung jawab besar untuk terus menjaga dan mempromosikan situs ini sesuai dengan standar pelestarian global.
Museum Interaktif sebagai Ruang Refleksi
Museum Kereta Api Sawahlunto dirancang bukan hanya sebagai tempat penyimpanan benda mati, melainkan sebagai ruang refleksi yang hidup bagi perjalanan manusia dan perkembangan teknologi. Ruang-ruang stasiun yang dulunya berfungsi sebagai kantor, loket, atau ruang tunggu, kini telah diubah menjadi galeri interaktif dan edukatif.
Jadwal Kunjungan dan Aksesibilitas Bagi Wisatawan
Museum Kereta Api Sawahlunto kini beroperasi dengan jadwal yang terstruktur untuk melayani kunjungan wisatawan, baik dari dalam maupun luar negeri. Museum ini membuka pintunya pada hari kerja, yaitu Senin hingga Jumat, dengan jam operasional dari pukul 08.00 hingga 16.00 WIB.
Untuk mengakomodasi para wisatawan yang berlibur di akhir pekan, jam operasional diperpanjang pada hari Sabtu, Minggu, dan hari libur nasional, yaitu dari pukul 09.00 hingga 17.00 WIB. Jadwal yang fleksibel ini memudahkan pengunjung untuk merencanakan perjalanan mereka, menjadikan Sawahlunto destinasi yang sangat mudah diakses dan dinikmati sebagai bagian dari tur Warisan Dunia di Indonesia.
Simposium Internasional 2025
Puncak dari kebangkitan Mak Itam adalah peranannya dalam Simposium Internasional "We Are Site Managers" 2025. Simposium ini merupakan pertemuan penting para pengelola situs warisan dunia dari berbagai negara. Memilih Sawahlunto sebagai tuan rumah dan menghidupkan kembali Mak Itam untuk menyambut para delegasi adalah momen kebanggaan terbesar bagi kota.
BACA JUGA : Wisata Keluarga Paling Unik, Simak 5 Pilihan Destinasi Menarik di Padang Sidempuan Berikut Ini