"Karena saat mediasi tidak tercapai kesepakatan bersama, akhirnya kami menerbitkan SP atau surat peringatan pertama, dilanjutkan dengan SP kedua, dan terakhir kami sudah mengirimkan SP3. Setelah SP3 ini, kami akan segera mengusulkan ke pimpinan, namun tetap mengikuti prosedur yang ada. Penertiban akan dilakukan setelah SP3 melewati tenggat waktunya," ujarnya.
BACA JUGA : Polemik Warga Lempuyangan dengan PT KAI, Sri Sultan Sebut Harus Ada Ganti Rugi yang Layak
BACA JUGA : Polemik dengan PT KAI, Warga Tegal Lempuyangan Lapor ke DPRD Kota Yogyakarta
Berkaitan dengan permintaan warga soal penundaan pengosongan bangunan hingga Agustus 2025, Feni menekankan pada keputusan awal, di mana warga dinilai sudah memahami sesuai dengan sosialisasi sebelumnya.
Selain itu, berkaitan dengan kompensasi, Feni juga mengatakan tetap memberikan kompensasi ongkos bongkar yang mengacu pada prosedur yang berlaku di KA.
"Memang beberapa warga sudah menyetujui ongkos bongkar, selain yang hadir hari ini. Sudah ada beberapa yang menyetujui dan mungkin sudah mulai prosesnya. (Jumlah) masih dinamis, jadi belum bisa kami sampaikan secara pasti. Karena setelah pertemuan hari ini, warga masih akan berembuk, berpikir dulu seperti itu. Kita lihat nanti setelah hari Kamis, karena tenggat waktu SP3-nya sampai hari Kamis," imbuhnya.
PT KAI memastikan pihaknya telah mengikuti prosedur dan administrai yang lengkap dan sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
BACA JUGA : Warga Tegal Lempuyangan Tolak Pengukuran Bangunan oleh PT KAI, Sebut Bicara Kompensasi
BACA JUGA : Rencana Penataan Kawasan Stasiun Lempuyangan, Sri Sultan HB X Segera Panggil PT KAI dan Warga
"(Kompensasi setara harga KPR) Kami tetap berpegang pada prosedur yang berlaku. Kami tidak bisa melanggar prosedur. Jadi, seperti yang sudah kami sampaikan dalam sosialisasi, kompensasi atau ongkos bongkar tetap mengacu pada ketentuan yang berlaku, tidak ada penambahan," pungkasnya.