Majelis Mujahidin Gelar Salat Idulfitri Lebih Awal 30 Maret 2025, Diikuti Seratusan Jamaah di Yogyakarta

Minggu 30-03-2025,09:20 WIB
Reporter : Anam AK
Editor : Syamsul Falaq

"Maka, kalau tiba-tiba sekarang selalu orang-orang non-Islam menyatakan umat Islam itu dipojokkan, membawa misi radikalisme, membawa misi ekstremisme, itu bukan budaya Islam. Sudah disebutkan ketika Fathu Makkah, bahkan di masa perang sekalipun, Rasulullah menyampaikan kasih sayang, yaumul marhamah (hari kasih sayang), bukan yaumul malhamah (hari pertumpahan darah)," tuturnya. 

BACA JUGA : RSUD Brebes Siagakan Tim Medis IGD dan Pelayanan 24 Jam Selama Arus Mudik Lebaran 2025

BACA JUGA : Peringatan Hari Raya Nyepi di Candi Prambanan, Momentum Toleransi Persatuan dan Kerukunan

Sehingga, lanjutnya, umat Islam hari ini tetap mengikuti peradaban yang telah dibangun oleh Rasulullah. Maka, umat manusia merupakan pembawa bendera kasih sayang dan kemanusiaan.

"Tetapi, itu tidak berarti atas nama kasih sayang, lalu kita membiarkan ketidakadilan, membiarkan kezaliman. Justru bagian dari kasih sayang, bagian daripada tradisi kemanusiaan itu juga melawan kezaliman dan melawan ketidakadilan, termasuk melawan korupsi dan termasuk melawan intervensi-intervensi asing," imbuhnya.

Dalam perayaan hari raya Idulfitri 1446 Hijriah, pihaknya berharap agar Indonesia menjadi bagian dari bangsa yang membangun kasih sayang. Pasalnya, di dalam Al-Qur'an dikatakan bahwa pentingnya membangun Baldatun Thayyibatun wa Rabbun Ghofur (negeri yang baik dan Rabb yang Maha Pengampun).

"Seperti pidatonya Presiden Prabowo Subianto dalam pidato pelantikannya menjadi presiden. Beliaulah yang menyatakan bahwa kita harus menuju negeri Baldatun Thayyibatun wa Rabbun Ghofur," tandasnya.

Kategori :