SLEMAN, diswayjogja.id - Korban keracunan usai diduga mengonsumsi makanan dalam acara hajatan pernikahan di Dusun Krasakan, Kalurahan Lumbungrejo, Kapanewon Tempel, Kabupaten Sleman, hingga Senin (10/2/2025) mencapai 160 orang.
Kepala Puskesmas Tempel I, Diana Kusumawati, menyebutkan dari 160 korban tersebut, 39 orang di antaranya opname, 14 orang diobservasi, dan 107 orang rawat jalan. Rincian data itu, 59 orang di antaranya ditangani RSUD Sleman dengan 20 orang opname dan 39 orang dibolehkan pulang.
"Masih ada puluhan yang opname dan ada yang dilakukan observasi," katanya, Senin (10/2/2025).
Selain itu, RSUD Muntilang Magelang menangani 10 orang, 4 orang opname dan 6 orang rawat jalan. RS PKU Sleman menangani 21 orang, 3 orang opname dan 18 orang dibolehkan pulang. Posko Kesehatan di Krasakan Sleman menangani 53 orang, dengan opname 4 orang di Puskesmas Tempel I, serta observasi 14 orang, dan direncanakan pulang 2 orang.
BACA JUGA : Ratusan Orang Keracunan di Sleman Usai Makan di Hajatan, Posko Kesehatan Didirikan
BACA JUGA : Ratusan Warga Alami Demam dan Diare, Sampel Makanan Dibawa Dinkes Sleman
Sementara RSA UGM menangani 5 orang, opname 2 orang dan pulang 3 orang. RS Queen Latifa 10 orang, 6 orang boleh pulang dan 4 orang masih opname. RS JIH masih merawat 2 orang.
"Untuk yang dirawat di posko ada 14 orang, ada juga (korban keracunan) yang berobat mandiri ke rumah sakit," ujarnya.
Gejala umum yang ditunjukkan korban, seperti diare dan demam. Ia menyebut pasien opname yang bergejala dan tensinya rendah diinfus dan obat-obatan antibiotik.
"Hasil pemeriksaan feses pasien terdapat infeksi saluran pencernaan. Jadi kami kasih antibiotik," jelasnya.
BACA JUGA : Soal Keracunan MBG di Sukoharjo, Jubir Presiden: Mereka Sudah Ceria dan Kondisinya Membaik
BACA JUGA : Dosen Gizi UNISA Yogyakarta Soroti Penyajian Menu dan Antisipasi Potensi Keracunan Program MBG
Sampel Makanan Diperiksa Dinas Kesehatan Sleman
Sebanyak lima sampel makanan dari acara hajatan pernikahan dibawa ke Dinas Kesehatan Kabupaten Sleman, pasca keracunan massal yang melibatkan 160 warga. Sementara untuk jenis minuman tak diambil karena dinilai memiliki masa kadaluarsa yang panjang.
"Itu sampelnya tadi ada bakso, sate, siomay, es krim, dan krecek. Sementara yang diambil itu karena kecurigaannya ke arah sana (makanan tersebut)," jelas Diana.
Ia belum mengetahui sampel makanan tersebut sudah berada di laboratorium atau langsung dibawa Dinas Kesehatan (Dinkes) Sleman.