Namun, hingga saat ini, pihak sekolah belum mendapatkan kejelasan terkait teknis pelaksanaan program.
BACA JUGA : Pelaksanaan Program Makan Bergizi Gratis di Bantul Kemungkinan Batal Digelar Pekan Depan, Ini Alasannya
BACA JUGA : Terkait Pelaksanaan Program Makan Bergizi Gratis, Penjaga Kantin Merasa Khawatir Omzet Anjlok
“Kami belum tahu format penyajian, apakah anak-anak mengambil makanan di satu tempat atau dibagikan langsung ke kelas. Juga soal pengelolaan sampah sisa makanan, kami tidak mau bebannya ada di sekolah,” tambah Widiatmoko.
Program ini sempat menuai penolakan dari kepala sekolah karena dikhawatirkan dapat mengurangi pendapatan kantin sekolah. Namun, Disdikpora mewajibkan sekolah untuk menerima program ini.
“Kami membutuhkan kejelasan konsep dan menu, karena selama ini informasi yang kami dapatkan masih sangat minim,” tegasnya.
Program MBG dianggap berpotensi besar dalam mendukung kebutuhan gizi siswa. Dengan melibatkan jurusan kuliner, siswa tidak hanya akan mendapatkan makanan bergizi tetapi juga pengalaman praktik yang berharga.
BACA JUGA : Belum Ikut Program Makan Bergizi Gratis, Pemda DIY Pastikan Cukupi Kebutuhan Bahan Pangan
Namun, agar program ini berjalan optimal, diperlukan koordinasi yang lebih baik antara pemerintah, sekolah, dan penyedia makanan.
“Harapannya, ada kerja sama yang melibatkan sekolah, terutama jurusan kuliner, sehingga kualitas makanan bisa terjamin. Jangan sampai makanan yang disediakan kurang bergizi,” kata Widiatmoko.
Saat ini, pihak sekolah masih menunggu kejelasan dari pihak terkait mengenai jadwal pelaksanaan, konsep teknis, dan pendanaan program MBG. Semua pihak berharap agar program ini dapat segera terlaksana dan memberikan manfaat maksimal bagi siswa.