SLEMAN, diswayjogja.id - Kraton Yogyakarta tengah melakukan penataan di sisi utara dan selatan DIY, yaitu kawasan Gunung Merapi dan kawasan Pantai Parangkusumo atau Parangtritis.
GKR Mangkubumi mengatakan, setiap tahun terdapat upacara tradisi di wilayah Gunug Merapi dan wilayah Parangkusumo atau Parangtritis. Namun, di kedua kawasan tersebut, lingkungannya dinilai sudah rusak.
"Tapi semakin tahun justru malah wilayahnya itu rusak, kan aneh ya. Nah makanya kita sedang di dalam penataan kawasan Merapi dan kawasan Parangtritis," ungkapnyi.
GKR menyebutkan terdapat dua negara yang memiliki gumuk pasir. Pertama di Perancis yang memiliki luas 800 hektare, dan Indonesia dengan luas 400 hektare di kawasan Parangtritis.
BACA JUGA : Jokowi Bertemu dengan Sri Sultan HB X di Kraton Yogyakarta Selama 1,5 Jam
BACA JUGA : Ditemui Jokowi di Kraton Kilen, Sultan HB X: Silaturahmi
"Tahun 2020, ada keputusan dari Gubernur wilayah gumuk pasir ada di 114 hektare, tapi kenyataan sekarang hanya ada 17 hektare. Gumuk pasir tersebut atau bacan tersebut jarang muncul. Saya juga sedang mempelajari tentang itu. Ternyata dengan pasir yang berkurang di Merapi bentukan bacan yang ada di Parangtritis itu juga akhirnya tidak bisa terwujud," katanyi.
Untuk itu, Kraton Yogyakarta berharap Gunung Merapi itu kembali seperti gunung penuh dengan pasir, sehingga bacan yang ada di Parangtritis bisa terbentuk dengan baik.
GKR Mangkubumi menilai kerusakan alam yang terjadi di kasawan Gunung Merapi dan sekitarnya disebabkan aktivitas dan pencemaran sehingga berdampak kepada kualitas hidup masyarakat.
"(aktivitas apa?) Ya pertambangan lah ya. Yang memang tidak bisa dipungkiri bahwa pasirnya Merapi itu sangat luar biasa. Tapi kan bukan berarti berkah dari Tuhan itu atau berkah dari gunung itu untuk diri sendiri," ujarnyi.
BACA JUGA : Pasca Pilkada 2024, Sri Sultan HB X Ajak Kerja Nyata dan Kolaborasi Budaya
BACA JUGA : Sultan HB X Apresiasi Peran Haedar Nashir dalam Nilai Universal Islam dan Kemanusiaan
Melalui kegiatan penanaman pohon langka di lereng Gunung Merapi tersebut, diharapkan bisa mewujudkan lingkungan yang lebih baik dan berdampak bagi masyarakat DIY.
"Memang kami ingin lebih banyak lagi pohon-pohon yang ditanam, karena sejujurnya, sejak erupsi Merapi tahun 2010 yang agak besar, itu banyak sekali sungai-sungai (alur sungai yang tertutup). Dengan penanaman yang semakin banyak ini, yang kemudian akan menimbulkan kembali air, karena juga akan mengaliri sampai ke selatan," jelasnyi.
Ia pun mengajak Organisasi Pemuda Lintas Agama untuk menanam pohon yang lebih banyak dan luas. GKR Mangkubumi pun mengajak Pemerintah DIY dan Pemerintah Provinsi Jawa Tengah untuk berkolaborasi mewujudkan ekosistem lingkungan yang lebih baik.