“Tentu empat juta ini, mudah-mudahan nanti kalau kurang, masih ada tambahan, kami upayakan yang lain, tetapi, setidaknya dari empat juta ini, kami akan prioritaskan untuk daerah-daerah yang berisiko tinggi. Kami sudah memetakan, termasuk Jawa Tengah, DIY ini,” ungkapnya.
BACA JUGA : Pakar UGM Desak Vaksinasi Menyeluruh Terakait Kasus PMK yang Kembali Melonjak
BACA JUGA : Pemkot Yogyakarta Tingkatkan Kewaspadaan PMK Pada Sapi, Pemantauan Kondisi dan Edukasi
Agung tinggal menunggu surat permintaan vaksin dari kepala dinas terkait. Hingga kini Agung mencatat sudah ada tiga provinsi yang mengajukan pengedropan vaksin, yaitu Sumatera Barat, Sulawesi Selatan dan Sulawesi Barat kalau
“Kami meminta surat dari dinas provinsi untuk kebutuhan vaksinnya dan kami akan dropping secara bertahap. Kalau hari ini sudah ada masuk suratnya, hari ini juga kami kirim, dan mereka harus punya progres target untuk implementasinya, kalau tidak ya tidak akan kirim lagi” tegasnya.
Di tingkat kampus, Fakultas Peternakan (Fapet) UGM bakal membentuk Satuan Tugas (Satgas) penanggulangan PMK.
Dekan Fapet UGM, Prof. Ir. Budi Guntoro yang juga hadir dalama workshop mengungkapkan pembentukan Satgas ini sebagai respons melihat situasi dan kondisi kasus PMK di DIY dan Nasional yang terus meningkat.
BACA JUGA : Upaya Cegah Penyebaran Lebih Luas, DPKP DIY Maksimalkan Vaksinasi PMK
BACA JUGA : DP3 Sleman Laksanakan Peningkatan Surveilans untuk Antisipasi PMK
“Khusus Fakultas Peternakan memang kami membentuk Satgas, memang tanggung jawab kami, sebenarnya antara Fakultas Kedokteran Hewan dan Fakultas Peternakan kami bersama-sama membantu pemerintah dalam rangka untuk penanganan dan pengendalian [PMK],” katanya.
Satgas Penanggulangan PMK Fakultas Peternakan UGM ini nantinya memastikan pencegahan dan penanganan PMK bisa dilakukan lebih cepat dan sistematis. Perwakilan tim dosen Fapet UGM juga telah diterjunkan untuk melakukan survei awal ke lokasi ternak yang terkena PMK di Gunungkidul.
“Di sisi Fakultas Peternakan, kami bergerak sampai membantu pemerintah daerah dalam nanti penyebaran vaksinasi dan penanganan,” ujarnya.
Budi mengingatkan langkah penting yang perlu dilakukan terkait PMK yakni biosekuriti. Dijelaskan Budi, biosekuriti ini merupakan tindakan untuk mencegah penularan penyakit atau kontaminasi ke dalam atau keluar dari suatu tempat.
Dalam kasus ini, penting untuk melindungi ternak dari virus sejak dini. “Tugas dari Satgas adalah menyosialisasi terutama untuk biosekuriti untuk peternak-peternak di sekitar DIY,” katanya.