Budi memastikan hingga kini pihaknya masih menunggu instruksi lanjutan terkait pelaksanaan MBG.
Termasuk berkaitan dengan teknis pelaksanaannya, misalnya dalam hal pengadaan dapur dan komposisi makanan yang akan disajikan.
"Belum (instruksi lanjutan). Bukan kompetensinya Dinas Dikpora mengelola makanan. Kan kita tidak tahu makanan bergizi kaya apa, bahan mentah kaya apa, komposisi kayak apa setiap hari, bukan kompetensi kami," ungkapnya.
Penjaringan dari Dikpora
Kepala SMPN 5 Jogja Arina Budiastuti menuturkan pihaknya siap menjalankan kebijakan MBG.
Hanya saja, hingga saat ini dia belum menerima arahan lanjutan dari Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga (Dikpora) Kota Jogja. Dia menyebut sejauh ini belum ada sosialisasi dari Dikpora terkait program itu.
Arina mengatakan telah ada penjaringan dari Dikpora. Kaitannya dengan jumlah siswa hingga pernah atau tidak pernah melaksanakan program MBG secara mandiri sebelumnya. Sejauh ini uji coba pun belum terselenggara di sekolahnya.
BACA JUGA : Pemda DIY Komitmen Selamatkan Arsip Penting Bersejarah untuk Masa Depan Pengetahuan Kolektif
BACA JUGA : Layanan Perpustakaan Kota Yogyakarta Kembali Dibuka di Kotabaru, Lebih Luas dan Nyaman
Namun, dia menyatakan beberapa kali kegiatan makan bergizi secara mandiri dilaksanakan. Anak-anak membawa bekal masing-masing dengan komposisi makanan seimbang.
Selain itu bagi siswa perempuan juga diajak untuk mengonsumsi tablet tambah darah sebagai upaya mencegah stunting.
Di sisi lain, Arina memastikan program itu tak berkaitan dengan program MBG yang dicanangkan Pemerintah Pusat.
"Kalau makan gratis tidak ada karena belum disosialisasi oleh dinas. Jadi kami belum bertindak mengenai makan gratis ini," katanya.
Arini menilai baik program MBG ini. Namun, dia mendorong adanya pengondisian yang matang di tingkat sekolah.