Stasiun Yogyakarta Jadi Pameran Batik, Kolaborasi KAI Lestarikan Budaya Sekaligus Perkenalkan Kekayaan Batik

Senin 23-12-2024,13:22 WIB
Reporter : Yuni Khaerunisa
Editor : Syamsul Falaq

JOGJA, diswayjogja.id - Ada pemandangan yang menarik ketika tiba di Stasiun Yogyakarta.

Sejumlah kain batik terpanjang dengan indah tepatnya di Hall Pintu Timur Stasiun Yogyakarta.

Bukan tanpa alasan kain-kain batik yang sarat akan makna budaya itu dipamerkan. Adalah kolaborasi Lawasan Batik dengan PT Kereta Api Indonesia (Persero) Daop 6 Yogyakarta.

Dengan tema Menelisik Batik, Merawat Riwayat, pameran itu akan digelar selama 10 hari mulai 21 Desember hingga 31 Desember 2024. Kegiatan ini dalam rangka melestarikan warisan budaya Indonesia sekaligus memperkenalkan kekayaan Batik kepada masyarakat luas.

Executive Vice President Daop 6 Yogyakarta Bambang Respationo menuturkan bahwa pameran ini mempertemukan sejarah transportasi kereta api dengan kekayaan budaya Nusantara melalui 30 koleksi batik Vorstenlanden yang sarat makna.

BACA JUGA : Hari Anti Korupsi Sedunia, PT. Railink KAI Bandara dan KPK Gelar Sosialisasi di Stasiun Tugu

BACA JUGA : Sidang Perkara Sengketa Lahan Stasiun Tugu Yogyakarta Digelar, Sudah Masuk Tahap Mediasi

“Kami bangga menjadi bagian dari pameran Menelisik Batik, Merawat Riwayat. Stasiun Yogyakarta sebagai pinti gerbang budaya adalah tempat yang tepat untuk mengedukasi masyarakat tentang pentingnya melestarikan Batik sebagai warisan dunia,” kata Bambang dalam keterangannya, Senin (23/12/2024).

“Selain itu, Stasiun Yogyakarta sebagai ruang publik strategis yang tidak hanya memiliki desain estetik tetapi juga bersejarah,” imbuhnya.

Sebagai salah satu stasiun tertua, Stasiun Yogyakarta menjadi saksi perjalanan budaya dan ekonomi Yogyakarta. Kereta api tidak hanya menjadi alat transportasi, tetapi juga penghubung berbagai tradisi, termasuk batik, yang kini diakui sebagai warisan tak benda UNESCO.

“Dengan adanya pameran ini Daop 6 juga mengajak para pelanggan untuk menyelami hubungan mendalam antara sejarah trasportasi, kekayaan alam, dan seni kriya Batik,” tuturnya.

BACA JUGA : Libur Nataru 2024, PT KAI Daop 6 Yogyakarta Siapkan 11 Kereta Tambahan

BACA JUGA : Pastikan Kelancaran dan Keselamatan Selama Nataru, Daop 6 Yogyakarta dan KA Lakukan Inspeksi

Jalur kereta api pertama di Indonesia, yang dibangun pada 1867 oleh Nederlandsch-Indische Spoorweg Maatschappij (NISM), menghubungkan Semarang dan Yogyakarta.

Jalur ini berperan penting dalam pengangkutan hasil bumi, termasuk indigo (nila), salah satu pewarna alami yang menjadi komoditas ekspor unggulan pada masa itu.

Kategori :