Pada tahun 2022-2023, pihaknya telah melakukan kajian lapangan di kawasan tersebut. Dari situ, mitigasi manajemen dan rekayasa lalu lintas berupa larangan kendaraan berat, khususnya bus pariwisata melintas dari titik Seribu Batu ke arah selatan dan timur menuju Imogiri atau dari atas menuju ke bawah dilakukan.
“Larangan ini hanya berlaku satu arah atau dari atas ke bawah, sehingga bus pariwisata tetap dapat mengakses Kawasan Wisata Mangunan dan sekitarnya melalui Imogiri ke arah Mangunan atau dari bawah ke atas,” ujarnya.
Selain itu, pihaknya juga melakukan mitigasi laka lantas dengan memasang beberapa rambu larangan dan spanduk himbauan pada beberapa titik rawan laka lantas.
“Hal ini merupakan salah satu upaya mitigasi yang didasarkan pada hasil investigasi KNKT tahun 2022 dalam jangka pendek, karena upaya perbaikan alinyemen jalan serta pembangunan jalur darurat membutuhkan biaya yang cukup besar,” ujarnya.
Menurut Wiyos pihaknya bersama dengan beberapa pemangku kewenangan lain akan terus berupaya untuk memantau dan mengevaluasi aksesibilitas transportasi jalan di Kawasan Mangunan.
BACA JUGA : Puncak Musim Hujan Sleman Terjadi Awal 2025, BPBD Siapkan Antisipasi Penting
BACA JUGA : BPBD Sleman Tetap Salurkan Air Bersih Meski Wilayah Sudah Diguyur Hujan, Ini Alasannya
“Dibutuhkan adanya koordinasi lintas sektor dalam aspek transportasi wisata di tingkat pusat, Provinsi dan kabupaten/kota secara intensif dan berkesinambungan,” ujarnya.
Sementara Kepala Bidang Lalu Lintas, Dishub DIY, Rizki Budi Utomo menyampaikan pihaknya secara periodik melakukan ramp check bus wisata yang ada di sana. Kemudian, pengelola wisata di sana juga telah menerapkan larangan klakson telolet di kawasan tersebut.
“Sosialisasi kepada calon pengguna bus wisata agar memanfaatkan aplikasi mitra darat untuk mengecek perizinan angkutan wisata yang akan disewa. Kita akan galakkan pariwisata berkeselamatan untuk bersama-sama menaikkan jumlah wisatawan di Mangunan dan sekitarnya,” ujarnya.