diswayjogja.com - Ikon kuliner dari Yogyakarta salah satunya adalah gudeg, yang bahan utamanya dari nangka muda dengan cita raza yang lezat dan manis.
Namun, ternyata gudeg bukanlah menu wajib yang ada di Keraton Yogyakarta, melainkan hidangan yang bernama lodeh kluwih.
Menurut warga Jogja, lodeh kluwih bukan sembarang olahan makanan. Hidangan yang satu ini punya makna yang dalam, termasuk perihal pemilihan kluwih sebagai bahan utamanya.
Penasaran mengapa lodeh kluwih sangat istimewa? Yuk, langsung simak ulasan lengkapnya berikut ini!
BACA JUGA : Menelusuri Bangunan Siti Hinggil, Singgasana Sang Sultan di Keraton Yogyakarta
BACA JUGA : Mengenal Tradisi Mendhem Ari-Ari dan Brokohan di Lingkungan Yogyakarta
1. Wajib A da Setiap Hari dan Dimasak di Pawon Prabeya
Ada banyak pawon atau dapur yang berada di dalam Keraton Jogja, salah satunya adalah pawon prabeya yang merupakan pawon ageng dan masih beroperasi hingga saat ini.
Letak pawon ini berada di sebelah barat Plataran Kemagangan dengan dua abdi dalem yang menurut laman Kraton Jogja, masing-masing memiliki Paring Dalem Nama yang diakhiri dengan nama "bujana".
Pawon Prabeya ini hanya khusus memasak makanan tradisional Jawa dan menjadi lokasi menyiapkan masakan untuk Ngarsa Dalem, termasuk lodeh kluwih.
Selain lodeh kluwih, ada masakan lain yang dimasak secara bergantian di pawon. Misalnya saja asem-asem, bobor, sop, dan lain-lain.
BACA JUGA : Kisah Iwe, Musisi Jalanan yang Hiasi Persimpangan Jalan Yogyakarta, Penuh Makna Menarik
BACA JUGA : Mengenal Fungsi dan Status Keris yang Ada Pada Keraton Yogyakarta
2. Makanan Simbol Kesederhanaan
Pemilihan sayur lodeh kluwih sebagai menu wajib ada di Keraton Yogyakarta bukan tanpa alasan. Pasalnya, lodeh kluwih dianggap sebagai masakan yang bisa diolah oleh siapa saja dan menjadi simbol kesederhanaan.