Taru Martani Siapkan Pusat Pangan Di DIY, Ternyata Ini Tujuannya

Kamis 24-10-2024,08:16 WIB
Reporter : Zulfa Atiqoh
Editor : Syamsul Falaq

diswayjogja.com - Taru Martani merupakan salah satu BUMD milik Pemerintah Daerah DIY, dapat mandat untuk mendirikan pusat pangan DIY. Pusat pangan tersebut yaitu berupa fasilitas pergudangan yang akan jadi pusat perdagangan grosir bahan pangan di wilayah DIY dan sekitarnya.

Pembangunan Pusat Pangan DIY itu, kata Direktur Utama Taru Martani yakni Widayat Joko Priyanto, jadi salah satu dari rencana pengembangan bisnis Taru Martani dalam waktu 5 tahun ke depan. “Kami akan mulai merealisasikan pendirian Pusat Pangan DIY ini mulai tahun depan yaitu 2025," katanya, belum lama ini.

Pada saat ini, lanjut Widayat, pihaknya masih dalam proses untuk menentukan lokasinya. Sebab, lahan untuk membangun fasilitas itu sekitar 10 hektare. Salah satu pertimbangan yang utama lokasi Pusat Pangan DIY ini yaitu aksesibilitas kendaraan-kendaraan yang berukuran besar.

BACA JUGA : Dengan SPBE, Pemda DIY Dorong Keterbukaan Informasi Secara Cepat, Mudah Dan Tepat

BACA JUGA : Akses Pasar Modal Yang Mudah Tingkatkan Daya Saing UMKM Di Yogyakarta

"Gambarannya nantinya pusat pangan di DIY ini fungsinya akan seperti Pasar Induk Cipinang yang ada di Jakarta. Nanti kawasan ini akan mempunyai banyak pergudangan besar yang dapat dipakai juga untuk swasta,” kata mantan Direktur PT Sarana Pembangunan Jawa Tengah (SPJT) ini.

Widayat mengakui bahwa tugas baru bagi Taru Martani ini adalah pekerjaan yang besar. Apalagi, komoditi pangan per daerah mempunyai karakter masing-masing dan sangat riskan dengan fluktuasi harga.

"Misal seperti bawang putih, cabai, bawang merah, dan komoditi beras. Itu semua berpengaruh terhadap angka inflasi. Itulah yang perlu kita jaga," katanya.

Menurut Widayat, di awalnya nanti pusat pangan DIY ini memang akan mengelola bahan pangan beras. Tetapi seiring dengan berjalannya waktu, lantaran DIY mempunyai 13 komoditi pangan strategis, maka komoditas yang lainnya seperti bawang putih dan bawang merah, cabai, telur sampai dengan terigu, juga akan ikut dikelola.

BACA JUGA : Ratusan Tenaga Kerja Di Sleman Kena PHK Hingga Oktober 2024

BACA JUGA : Pemkab Beri Apresiasi Pada Petani Milenial Di Sleman Karena Rajin Memanfaatkan Teknolgi Modern

“Berarti untuk ke depannya seluruh komoditi ini juga akan dikelola oleh kami. Semuanya terutama untuk mengamankan cadangan pangan dan juga menjaga stabilitas harganya,” ujar pria asli Sragen Jawa Tengah ini.

Menurut Widayat, Pusat pangan di DIY akan mempunyai peran ganda. Selain berbisnis, pusat pangan ini akan mempunyai tugas utama yaitu menjaga ketersediaan bahan pangan dan menjaga stabilitas harga pangan di DIY.

Untuk memastikan peran berjalan dengan baik, maka pusat pangan DIY akan menyerap hasil panen petani di DIY, dan bila perlu akan menyerap hasil panen dari daerah-daerah yang ada di sekitarnya.

Selanjutnya, bahan pangan ini selain untuk memastikan ketercukupan pasar di DIY, ini juga akan didistribusikan ke seluruh wilayah yang ada di Indonesia sesuai dengan kebutuhan. Kepentingan untuk memastikan ketersediaan bahan pangan ini, lanjut Widayat dengan sangat serius, mengingat pangan jadi isu penting untuk ke depannya.

“Kita telah bermitra bersama 10 teman-teman pengusaha rice mill yang ada di DIY. Bahkan kami telah berkoordinasi dengan Bulog dan juga teman-teman di pasar induk di Jakarta," katanya.

BACA JUGA : Pemkab Sleman Menilai Data Stunting Miliknya Lebih Valid

BACA JUGA :  Keterlibatan Masyarakat Lokal Memperkuat Ekonomi Kreatif Di Yogyakarta

Kata Widayat, Pemda DIY sangat konsern dengan isu pangan. Hal itu untuk memastikan bahwa kebutuhan sekitar 5 juta penduduk di DIY, termasuk para warga pendatang yaitu pelajar dan mahasiswa bisa tercukupi secara aman.

"Kami juga bisa untuk mengelola lahan punya Pemda DIY ataupun lahan punya petani yang belum maksimal dengan pola kerjasama yang dapat ditentukan nantinya,” kata Widayat.

Kategori :