Akselerasi Perekonomian Di Desa Mandiri Budaya Melalui Ekonomi Kreatif

Senin 21-10-2024,07:58 WIB
Reporter : Zulfa Atiqoh
Editor : Syamsul Falaq

diswayjogja.com - Pemetaan potensi dan juga peluang yang berasal dari program Desa/Kalurahan Mandiri Budaya kedepannya, khususnya yang ada kaitannya dengan akselerasi perekonomian kalurahan lewat ekonomi kreatif perlu dilakukan dengan segera. Strategi ekonomi kreatif kemungkinan kita bisa melakukan percepatan ekonomi dan juga tumbuh berkelanjutan.

Hal itu disampaikan Sekretaris Daerah Daerah IStimewa Yogyakarta, yakni Beny Suharsono ketika sedang membaca sambutan di acara Ekspose Hasil Pemantauan dan Evaluasi Penyelenggaraan Kebijakan Desa/Kalurahan Mandiri Budaya 2024. Lokasi kegiatan itu di Hotel Grand Rohan, Yogyakarta pada hari Rabu (16/10).

Beny menjelaskan, bahwa berdasarkan dengan Peraturan Gubernur DIY No.93 Tahun 2020 menyatakan, bahwa Desa Mandiri Budaya dibentuk dari integrasi 4 pilar diantaranya yaitu desa budaya, desa wisata, desa prima, dan desa preneur.

Pembentukan ini adalah salah satu wujud dari kolaborasi dan sinergi lintas sektor dengan fokus dan lokus yang jelas, sehingga harapannnya agar desa dapat menjadi lebih berdaya pada upaya penurunan angka kemiskinan dan juga angka pengangguran.

BACA JUGA : Pemkot Yogyakarta Dan Fakultas Farmasi UGM Sepakat Mengembangkan Zona Kesehatan

BACA JUGA : Pemkot Yogyakarta Integrasikan Seni Membatik Dengan Kurikulum Sekolah, Untuk Mengenalkan Batik Sejak Dini

“Pada intinya adalah mengusahakan supaya masyarakat secara otonom dapat mengembangkan potensinyna dan juga kekayaan yang terdapat di desanya guna mewujudkan dan juga kesejahteraan warganya bisa tercapai. Dimana pertumbuhan ekonomi masyarakat di desa harus ada di tangan masyarakat itu sendiri,” ungkap Beny.

Percepatan pengembangan ekonomi di desa mandiri yang berbasis budaya menurut Beny bisa dilakukan lewat berbagai cara. Misal seperti, penguatan potensi lokal, pengembangan pariwisata berbasis budaya, pemberdayaan masyarakat, pemasaran digital, inovasi produk, dan sustainabilitas lingkungan dan budaya.

“Harapannya ini juga dapat jadi pengingat untuk tiap elemen yang terdapat di Daerah Istimewa Yogyakarta, bahwa demi membuat kalurahan di DIY menjadi desa/kalurahan yang mahardika, berintegritas, berdaulat,  dan juga inovatif dalam menghidupi dan juga mengaktualisasikan nilai-nilai keistimewaan, lewat pendayagunaan dari segenap sumber daya, kekayaan dan juga kebudayaan yang dimilikinya dengan ikut melibatkan partisipasi aktif warga dalam pelaksanaan pembangunan dan juga pemberdayaan masyarakat guna mewujudkan kelestarian semesta ciptaan, kesejahteraan, dan juga ketentraman warga dalam ke-bhineka-tunggal-ika-an,” kata Beny.

Dukungan dari partisipasi yang aktif dan juga kolaborasi bersama semua elemen yang terdapat di DIY, termasuk juga bersama kalangan akademisi dan budayawan, ini merupakan sebuah keniscayaan. “Mari kita manfaatkan momentum ini sebagai bahan masukan dan juga pertimbangan untuk kita semua, khususnya di dalam akselerasi perekonomian kalurahan melalui ekonomi kreatif, serta untuk proses perencanaan pembangunan dan juga penyusunan regulasi atau Kebijakan di DIY untuk kedepannya,” imbuhnya.

BACA JUGA : Pemkot Sosialisasikan Pemberian Bantuan Hukum Gratis Untuk Warga Miskin Di Kota Yogyakarta

BACA JUGA : Awali Rangkaian HUT ke-25 DWP Kota Yogyakarta Dengan Kegiatan Donor Darah

Kepala Biro Administrasi Perekonomian dan SDA Setda DIY, yakni Yuna Pancawati melaporkan bahwa dari adanya kegiatan monitoring dan juga evaluasi lapangan yang sudah dilakukan, telah ditemukan beberapa hal yang perlu dijadikan perhatian untuk kita bersama.

Pentingnya dukungan dan sinergi antara pemerintah desa/kalurahan dengan masyarakatnya dalam pembangunan kalurahan, perlu adanya peningkatan kapasitas SDM sehingga nanti kebijakan Desa/Kalurahan Mandiri Budaya bisa berdampak kepada kesejahteraan masyarakat lewat berbagai inovasi dan kreativitas yang dilakukan.

“Selain itu, perlu juga untuk meningkatkan kemampuan dari aparat desa dalam pengintegrasian program Desa/Kalurahan Mandiri Budaya di dalam perencanaan APBDes/APBDKal. Maka dari itu, kebijakan Desa/Kelurahan Mandiri Budaya diharapkan bisa menjawab sejauh mana kegiatan perekonomian masyarakat lewat aktivitas kebudayaan bisa berdampak kepada kesejahteraan,” ujar Yuna.

Yuna mengatakan, bahwa tujuan dilaksanakannya kegiatan ini yaitu sebagai usaha akselerasi perekonomian kalurahan dengan menitikberatkan kepada konsep ekonomi kreatif. Lalu untuk menggali, menampung, dan meramu berbagai masukan, pemikiran dan juga permasalahan serta solusi yang terkait, sehingga dapat diperoleh arahan yang kreatif dan juga inovatif guna menghasilkan ekonomi kerakyatan yang inklusif dan juga mandiri.

BACA JUGA : Satlinmas Dan Bea Cukai Yogyakarta Bersinergi Sosialisasi Cukai Rokok

BACA JUGA : Program M3K Dan Mahananni Inovasi Penataan Kawasan Kumuh Di Yogyakarta

“Selain itu, diselenggarakannya kegiatan ini juga punya tujuan agar menghasilkan sebuah rumusan rekomendasi bahan kebijakan ekonomi berkelanjutan yang merupakan program Desa/Kalurahan Mandiri Budaya yang mendasar kepada konsep ekonomi kreatif di tiap-tiap desa atau kalurahannya,” ucap Yuna.

Pada kesempatan yang sama juga dilakukan penyerahan raport penilaian dari hasil monitoring evaluasi desa mandiri budaya tahun 2024. Ada 5 kalurahan yang mendapatkan predikat ‘Sangat Baik’ yaitu, Kalurahan Jerukwudel, Girisubo Kab. Gunungkidul, Kalurahan Trimurti, Srandakan Kab. Bantul, Kalurahan Panggungharjo, Sewon Kab. Bantul, Kalurahan Gilangharjo, Pandak Kab. Bantul, dan Kalurahan Sendangmulyo, Minggir Kab. Sleman.

Kategori :