Tak Ada Nisan Kapten Ismail di Taman Makam Pahlawan Kota Tegal

Selasa 16-07-2024,14:00 WIB
Reporter : K.Anam Syahmadani
Editor : M. Fatkhurohman

TEGAL, DISWAYJOGJA - Kapten Ismail bersama pasukannya gugur semasa Perang Kemerdekaan di Desa Jatirokeh, Kecamatan Songgom, Kabupaten Brebes. Seperti asal-asulnya, tempat peristirahatan terakhir pejuang yang disebut berasal dari Jawa Barat tersebut juga sama-sama misteriusnya. Di manakah sebenarnya jenazah Sang Komandan Kompi dikebumikan?

MATAHARI tepat berada di atas ubun-ubun tatkala wartawan mengunjungi Taman Makam Pahlawan Pura Kusuma Negara Kota Tegal yang berlokasi di Kelurahan Slerok, Kecamatan Tegal Timur, akhir Juni lalu. Setelah melewati pintu masuk, wartawan disambut suasana sepi. Sesekali hanya terdengar suara deru kereta api yang melintas.

Taman Makam Pahlawan Pura Kusuma Negara dibagi menjadi beberapa blok. Setiap blok terdapat ratusan pusara yang membujur ke utara. Pusara-pusara tersebut dilengkapi nisan dan helm baja berwarna perak, sebagai penanda di tempat tersebut terkubur jenazah para pejuang yang telah mempertaruhkan nyawanya untuk bangsa.

BACA JUGA:Kisah Heroik Kapten Ismail Memimpin Serangan terhadap Belanda, Gugur dalam Pertempuran Jatirokeh

Dari ratusan pusara yang berjejer rapi dari barat ke timur tersebut, wartawan mencoba mencari satu nama: Kapten Ismail. Seperti diketahui, Kapten Ismail bersama pasukannya tertembak oleh tentara Belanda semasa Perang Kemerdekaan. Tepatnya, di daerah yang sekarang disebut sebagai Blok Pahlawan, Desa Jatirokeh, Kecamatan Songgom, Kabupaten Brebes.

Menurut Sejarawan Wijanarto, berdasarkan kesepakatan ulama yang dipimpin KH Ibrahim, penduduk lokal menguburkan pejuang yang tewas diberondong mitraliur dan lontaran granat itu tanpa dimandikan karena dianggap sebagai syuhada. Mereka dikuburkan di tempat yang sekarang merupakan Taman Makam Pahlawan Blok Pahlawan Desa Jatirokeh.

”Karena penduduk kesulitan mengetahui identitas, maka hanya menancapkan kijing tanpa nama,” kata Wijanarto saat dihubungi Radar Tegal melalui sambungan telepon.

Setelah Republik Indonesia dalam keadaan aman, Wijanarto menyebut, jenazah Kapten Ismail yang diketahui dari cincin di jari dan ciri khas tubuhnya lalu dipindahkan ke Tegal.

Berdasarkan pencarian yang dilakukan di Taman Makam Pahlawan Pura Kusuma Negara, tidak ditemukan nisan dengan nama Kapten Ismail. Di beberapa blok, memang ada sejumlah nisan berstatus Tak Dikenal. Namun memiliki keterangan Clash I atau Perang Kemerdekaan I yang terjadi pada 1947. Sementara Kapten Ismail gugur pada Clash II atau pada 1948.

Dinas Sosial Kota Tegal mengkonfirmasi bahwa tidak ada nama Kapten Ismail di TMP Pura Kusuma Negara. ”Yang tertera dengan nama Kapten Ismail di TMP Pura Kusuma Negara memang tidak ada,” ujar Kepala Dinas Sosial Bajari melalui Kepala Bidang Pemberdayaan dan Jaminan Sosial Heru Supandi saat ditemui di kantornya.

Di TMP Pura Kusuma Negara terdapat 692 pusara untuk yang memiliki Tanda Jasa Mahaputera Nararya , terdiri dari 459 berstatus Angkatan Darat, 78 Angkatan Laut, 2 Angkatan Udara, 22 Kepolisian, 74 Pejuang, dan 57 Tak Dikenal. Selain itu, ada 24 pusara di Taman Makam Bahagia, yaitu mereka yang memiliki Tanda Jasa, namun tidak memenuhi syarat di Taman Makam Pahlawan.

”Sehingga total ada 716 pusara. Sementara pusara yang berstatus Tak Dikenal yaitu empat pusara di Blok B, 32 Blok C, dan 21 Blok F,” jelas Heru.

BACA JUGA:Pj Wali Kota Tegal; Angka Partisipasi Pilkada 2024 Harus di Atas 80 Persen

Sehubungan dengan Kapten Ismail, Heru sempat menanyakan kepada petugas penjaga TMP Pura Kusuma Negara, termasuk kepada yang paling lama bertugas di TMP Pura Kusuma Negara ”Petugas menyampaikan belum pernah ada keluarga yang mencari pusara Kapten Ismail di TMP Pura Kusuma Negara,” ucap Heru menutup wawancara. (*) 

Kategori :