Abdi Dalem Keraton Yogyakarta Lestarikan Tradisi Mubeng Beteng, Refleksi Diri Dalam Keheningan

Rabu 10-07-2024,09:15 WIB
Reporter : M. Fatkhurohman
Editor : M. Fatkhurohman

DISWAYJOGJA - Tradisi mubeng beteng yang merupakan Warisan Budaya Tak Benda (WBTb,) Indonesia dari DIY terus dilestarikan. Digelar Paguyuban Abdi Dalem Keraton Yogyakarta, Minggu malam, 7 Juli 2024, tradisi budaya dalam rangka memperingati Tahun Baru Islam atau Tahun Baru Jawa 1 Muharram 1446 H atau 1 Sura Je 1958 ini menjadi momentum merefleksikan diri.

Didukung Dinas Kebudayaan (Kundha Kabudayan) DIY, tradisi dilakukan dengan membisu alias tidak banyak berbicara atau tapa bisu lampah mubeng beteng.

BACA JUGA:Situs Makam Datuk Kahfi Pagongan Tegal Jadi Target Ekosistem Desa Bangga Budaya

Prosesi mubeng beteng diawali dengan pembacaan tembang Macapat dan doa bersama sejak pukul 19.30 hingga 22.00 WIB. Kemudian dari pihak Keraton Yogyakarta yakni putri sulung Sri Sultan GKR Mangkubumi hadir di lokasi pukul 23.00. Putri Sulung Sri Sultan kemudian memberikan sambutan, sekaligus melepas keberangkatan mubeng beteng tepat pukul 00.00 WIB ditandai dengan bunyi lonceng sebanyak 12 kali.

”Saya mengucapkan selamat tahun baru. Semoga semuanya mendapatkan berkah. Tradisi mubeng beteng ini sudah masuk WBTb. Mari bersama-sama kita lestarikan. Selama mubeng beteng, kita bisa berdoa meminta keselamatan dan berkah sebanyak-banyaknya, mohon doanya juga bagi Ngarso Dalem dan keluarga,” ucap GKR Mangkubumi.

Dalam kegiatan itu, sekitar 4 ribuan orang dari Abdi Dalem, masyarakat dan wisatawan tumpah ruah mengikuti prosesi lampah budaya dalam nuansa kesunyian dan suasana khidmat. Peserta mubeng beteng tidak berbicara dan tanpa alas kaki berjalan mengitari beteng keraton berlawanan dengan arah jarum jam sejauh kurang lebih 4,5 kilometer.

Tak sedikit masyarakat maupun wisatawan yang ikut berjalan sepanjang kurang lebih 4 kilometer mengikuti prosesi ini di belakang barisan para Abdi Dalem.

Sementara itu, Kepala Dinas Kebudayaan DIY Dian Lakshmi Pratiwi mengatakan, mubeng beteng keraton merupakan tradisi yang diinisiasi masyarakat. Yakni Paguyuban Abdi Dalem Keraton Yogyakarta, sehingga bukan termasuk Hajad Dalem.

Mubeng beteng adalah salah satu tradisi, dimana setiap memasuki tahun baru Islam untuk merefleksikan diri melalui laku mubeng beteng dengan membisu alias tidak banyak berbicara.

BACA JUGA:Kuliner Tradisional Ayam Ingkung, Warisan Budaya Sarat Filosofi

”Kita dapat merefleksikan dalam satu tahun belakangan dan satu tahun kedepannya dengan umbul donga supaya diberikan kesehatan, keselamatan bagi keluarga Ngarso Dalem beserta seluruh keluarga besar Keraton Yogyakarta maupun seluruh masyarakat DIY. Tradisi ini sudah diakui di tingkat nasional karena telah ditetapkan sebagai WBTb Indonesia dari DIY," papar Dian. (*)

Kategori :