Pasar Kangen Yogyakarta Diramaikan Kuliner Hingga Seni Pertunjukan

Selasa 09-07-2024,09:28 WIB
Reporter : M. Fatkhurohman
Editor : M. Fatkhurohman

DISWAYJOGJA - Pasar Kangen di area Taman Budaya Yogyakarta (TBY) sudah dimulai sejak 4 Juli 2024. Dan akan berakhir hingga 13 Juli 2024. Tahun ini, Psar Kangen diramaikan 289 tenant. Dari mulai kuliner hingga seni pertunjukan meramaikan kegiatan rutin tahunan tersebut.

Kepala Dinas Kebudayaan (Kundha Kabudayan) DIY Dian Lakshmi Pratiwi menjelaskan, tahun ini pendaftar Pasar Kangen berjumlah total 1200. Namunm peserta yang lolos seleksi hanya 289 tenant. Mereka terdiri dari kuliner 187 tenant, klithikan/ barang lawasan dan jasa 102 tenant dan workshop 8 tenant, serta seni pertunjukan.

BACA JUGA:Pasar Kangen Yogyakarta, Kedaulatan Pangan di Tengah Darurat Sampah

”Berbagai seni pertunjukan dari sejumlah komunitas seni dipentaskan di panggung pertunjukan Pasar Kangen,” ungkapnya.

Ketua Panitia Pasar Kangen Jogja Ong Hari Wahyu mengungkapkan, sampah di wilayah DIY sedang ramai menjadi pembicaraan dan masalah yang serius. Dengan problematika sampah ini, Pasar Kangen bekerja dengan pihak ketiga dalam pengelolaan-pembuangan sampah dan membuat aturan ketat terhadap siapa pun baik tenant mau pun pengunjung harus taat pada aturan.

”Pasar Kangen telah menerapkan aturan untuk tidak memperbolehkan penggunaan tas plastik paling tidak meminimalisir plastik, mengharuskan pembungkus makanan berbahan kertas atau bahan yang ramah lingkungan tahun ini. Harapan kami, kepedulian terhadap kesehatan lingkungan dan menjaga bumi kita ini terus berlanjut dikedepannya,” tandas Ong.

Kepala TBY Purwanti menyatakan, Pasar Kangen ini memadukan konsep pasar dan seni budaya serta kuliner tradisional nusantara. Konsep pasar tradisional tempo dulu yang mengedepankan proses interaksi sosial antara penjual dan pembeli untuk saling berkomunikasi. Kemudian sapa aruh, sehingga tidak hanya memunculkan transaksi ekonomi semata tetapi terjadi interaksi sosial yang menjadi budaya masyarakat.

”Pasar Kangen ini dimaksudkan sebagai revitalisasi budaya dan kuliner, memperkenalkan budaya kuliner berbasis bahan pangan lokal sehingga menjadi bagian dari wujud kedaulatan pangan. Kami juga menyediakan banyak titik-titik tempat sampah plastik dan nonplastik sebagai pembelajaran publik atas kesadaran pemilahan sampah,” jelasnya.

BACA JUGA:Program DBB Kabupaten Tegal, Balamoa Bentuk Embrio Desa Budaya melalui Festival Jinten dan Gamelan Maulid

Purwati berharap, Pasar Kangen yang digelar selama 10 hari ini tak hanya meningkatkan perekonomian masyarakat. Namun juga menjadi bagian dari kepedulian semua pihak dalam menjaga lingkungan dan merawat bumi secara berkelanjutan.

Dia menambahkan, omzet yang dihasilkan Pasar Kangen pada 2023 lalu mencapai Rp 3,9 miliar. Karean itu, semua yang terlibat ikut berperan dalam menjadikan pasar kangen sebagai bagian dari menjaga lingkungan dari sampah.

Selah satu pengunjung, Julian mengaku tidak pernah absen untuk datang ke Pasar Kangen. Menurut dia, Pasar Kangen ini selalu dinantikan karena semakin lama semakin banyak tenant yang ikut serta.

”Sebagai warga Jogja, siapa yang tidak rindu dan menantikan pasar kangen? Pokoknya wajib datang dan jajan di pasar kangen,” ungkapnya. (*)

Kategori :