Menjelang sahur, kalian mungkin mendengar panggilan-panggilan. Panggilan tersebut bisa berasal dari toa masjid dan mengajak masyarakat untuk segera menyantap makan sahur.
BACA JUGA : Olahraga Saat Puasa Ramadan? Coba Tips dan Trik Berikut Agar Ibadah Puasa Tetap Aman
Panggilan untuk sahur ini ternyata dimulai pertama kali di di Mesir pada abad ke-7. Orang yang memberikan panggilan untuk sahur selama Ramadan disebut sebagai masaharati. Masaharati pertama adalah Utbah bin Ishaq yang menjadi Gubernur Mesir.
Saat berjalan di Kairo pada malam hari, Utbah bin Ishaq berseru, "Hamba Allah, makanlah sahur. Karena sahur itu ada berkahnya."
Seiring berjalannya waktu, profesi ini menyebar ke negara-negara lain yang ada pemeluk Islamnya. Tentu saja nama dan melodi panggilan untuk sahurnya berbeda-beda.
BACA JUGA : 10 Amalan yang Membatalkan Puasa Ramadan! Mulai dari Muntah yang Disengaja hingga Melakukan Bekam
3. Menerangi Jalan
Tradisi unik Ramadan ketiga adalah munculnya berbagai macam lentera. Lentera atau lampu kelap-kelip identik dengan Ramadan.
Biasanya lentera yang dipasang adalah yang berbentuk sabit atau bintang yang merupakan simbol Islam.
Setiap negara mempunyai gaya dekorasi tersendiri terkait usaha menerangi jalan ini. Kalau di Indonesia, kalian akan menemukan gapura-gapura desa yang berwarna-warni.
BACA JUGA : 6 Menu Buka Puasa Sehat Selama Bulan Ramadan, Bonusnya Melangsingkan Tubuh
Contoh lainnya di Kairo, kalian akan menemukan jalan-jalan yang dihiasi kain, lampu, dan lentera warna-warni.
4. Perjamuan Melimpah Ruah
Perjamuan bersama merupakan tradisi unik Ramadan yang sangat mudah ditemukan. Hampir setiap Ramadan, sebagian besar negara Arab tampak berkumpul dan makan bersama.
BACA JUGA : Ngabuburit Seru: Alun Alun Kejaksan Cirebon, Rekomendasi Tempat Ngabuburit Gratis yang Seru
Kalau di Indonesia, kalian akan melihat rentetan bukber (buka bersama) yang tampak di restoran, warung makan, dan sebagainya.