Kajian di Pondok Pesantren Al-Bab Babakan Tegal, Menguak Jejak Ulama Nusantara di Mesir
Dua orang narasumber yakni M. Miftahudin, peneliti naskah ulama Nusantara di Mesir dan Hendri Lisdian, pegiat naskah lokal bersama pengasuh Ponpes Al-bab saat kajian naskah.-DOK. DISWAY.ID-
SLAWI, diswayjogja.id - Warisan intelektual para ulama Nusantara kembali menjadi sorotan dalam Kajian Naskah bertema "Jaringan Naskah Ulama Nusantara di Mesir". Kegiatan yang diselenggarakan pada Selasa malam, 22 April 2025 ) bertempat di Pondok Pesantren (Ponpes) Al Maliki Leadiership Babakan (Al-Bab), Lebaksiu, Kabupaten Tegal
Usai salat Isya, ratusan santri, sebagian kiaim dan akaedmisi mendatangi Ponpes Al-Bab. Mereka hadir dalam kajian yang dihelat atas kerja sama antara LDNU Kabupaten Tegal, Pondok Pesantren Al-Bab, Rumah Naskah Nusantara (RANU), dan Lingkar Aksara.
BACA JUGA:Woww! Pondok Pesantren di Bojonegoro ini Kirimkan Ribuan Santri Kuliah ke Al Azhar Mesir
Bertempat di Aula Pondok Pesantren Al-Bab, kajian ini menghadirkan dua narasumber, yakni M. Miftahudin, peneliti naskah ulama Nusantara di Mesir dan Hendri Lisdian, pegiat naskah lokal. Sementara Gus Aqib Malik, Pengasuh Poppes Al-Bab, sekaligus Ketua Lembaga Dakwah Nahdlatul Ulama (LDNU) Kabupaten Tegal hadir sebagai keynote speaker.
Tak hanya mendengarkan paparan narasumber, dalam kegiatan itu juga diadakan pameran naskah Nusantara, dengan menyajikan ratusan karya Nusantara. Di antaranya karya tulisan asli Kiai Soleh Darat.
Dalam paparannya, M. Miftahudin mengungkapkan temuan penting tentang manuskrip-manuskrip karya ulama Nusantara yang masih tersimpan di perpustakaan-perpustakaan besar di Mesir.
”Naskah-naskah ini menjadi bukti betapa luasnya pengaruh dan kontribusi keilmuan ulama dari Nusantara dalam dunia Islam,” ujar Miftahudin di hadapan para peserta yang didominasi kalangan akademisi, santri, dan pemerhati literasi Islam.
Sementara Hendri Lisdian lebih menyoroti tentang geliat gerakan penaskahan di wilayah Tegal. Dimana dalam beberapa tahun terakhir mulai menunjukkan perkembangan.
“Penelusuran naskah bukan hanya kegiatan filologis, tapi juga usaha membangun jembatan antara masa lalu dan masa depan,” tegasnya.
BACA JUGA:Santri di Banyuasin Sumsel Dukung Ganjar Presiden 2024: Dekat dengan Ulama dan Pondok Pesantren
Sementara itu, Gus Aqib Malik dalam sambutannya menggarisbawahi pentingnya menghidupkan kembali sanad keilmuan melalui naskah. Menurut dia, kajian ini bukan hanya bagian dari upaya pelestarian warisan ulama, tetapi juga langkah strategis dalam membangun kepercayaan diri keilmuan umat Islam.
“Kita perlu mengembalikan semangat keilmuan yang bertumpu pada tradisi, tapi tetap relevan dengan tantangan zaman,” tuturnya.
Kegiatan tersebut menjadi ruang pertemuan antara naskah klasik dan semangat generasi muda. Harapannya untuk kembali menelusuri akar-akar keilmuan Islam Nusantara. Dimana dari Tegal, geliat ini menunjukkan bahwa warisan ulama bukan untuk disimpan, tetapi untuk terus dihidupkan.
Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News
Sumber: