TEGAL, DISWAYJOGJA - Di Kota Tegal terdapat sebuah kelenteng yang terletak di Jalan Gurami, Kelurahan Tegalsari, Kecamatan Tegal Barat. Menurut catatan, kelenteng yang bernama Kelenteng Tek Hay Kiong itu ada sejak abad ke-18. Sampai saat ini, kelenteng tersebut masih digunakan sebagai tempat peribadatan masyarakat Tionghoa di Kota Bahari.
Pernak-pernik Imlek menghiasi Kelenteng Tek Hay Kiong saat perayaan Tahun Baru China memasuki hari kedua di bulan dua dalam penanggalan Tionghoa. Di atas atap gapura, patung dua naga berwarna hijau terlihat saling berhadapan dan di tengahnya terdapat patung berbentuk lingkaran dengan aksen bara api, sehingga menyerupai bola api. Patung dua naga berwarna hijau dan patung menyerupai bola api juga tampak bernaung di atas atap kelenteng. Di pintu masuk, berdiri dua patung singa yang seolah menjadi penjaga. Saat masuk ke dalam, altar utama langsung menyambut pengunjung. Di sanalah tempat pemujaan bagi dewa utama atau tuan rumah dari klenteng ini: Tek Hay Cin Jin. BACA JUGA:Pengurus PWI Audensi, Pj Bupati Tegal Ajak Wartawan Bersinergi Bangun Revolusi Mental Birokrat Keberadaan Kelenteng Tek Hay Kiong tidak terlepas dari kisah Kwee Lak Kwa, seorang tokoh Tionghoa yang ikut berjuang melawan Vereenigde Oostindische Compagnie (VOC) saat terjadi pembantaian etnis Tionghoa di Batavia atau yang dikenal dengan peristiwa Geger Pacinan. Kwee Lak Kwa bergerilya dan terdesak hingga ke Tegal. D i daerah yang disinggahinya itu, Kwee Lak Kwa suka menolong dan membaur dengan penduduk setempat. Kwee Lak Kwa mengajarkan metode bercocok tanam dan mencari ikan yang baik. “Di tempat yang disinggahi, beliau sering menolong, serta mengajarkan bercocok tanam dan menangkap ikan,” kata Rohaniwan Kelenteng Tek Hay Kiong Chen Li Wei Dao Chang tengah pekan lalu. Ada sejumlah versi yang menceritakan kepergian Kwee Lak Kwa. Pertama, Kwee Lak Kwa berlayar entah ke mana dan tidak pernah kembali. Kedua, mencapai moksa. Setelah menghilang, Kwee Lak Kwa sering muncul secara bersamaan di beberapa tempat yang berjauhan. Dia juga kerap menampakkan diri pada nelayan-nelayan di Tegal untuk memberi petunjuk. BACA JUGA:Curug Walet Bogor? Wisata Terbaru 2024, Menawarkan Pemandangan Alam yang Belum Terjamah Manusia Cek Disini! Atas jasa-jasanya itu, penduduk membangun sebuah kelenteng untuk menghormati Kwee Lak Kwa yang bergelar Tek Hay Cin Jin. Kelenteng itu dinamai Cin Jin Bio. Setelah Cin Jin Bio dibangun pada 1760 di masa Opsir Tionghoa Kapiten Souw Pek Gwan, dalam perkembangannya, Cin Jin Bio dilaporkan banyak mengalami kerusakaan pada bagian tembok. Karena itu, Cin Jin Bio direstorasi pertama kali oleh Opsir Tionghoa Kapiten Tan Koen Hway yaitu pada 1837. Restorasi dilakukan dengan mempertahankan bentuk aslinya dan namanya diubah menjadi Tek Hay Kiong. Sejumlah peralatan sembahyang masih bertahan sejak 1837, di antaranya meja dan tempat dupa. Selain itu, juga papan nama. “Ini ada tahunnya,” ucap Chen Li Wei Dao Chang sembari memperlihatkan ukiran tahun di meja sembahyang. BACA JUGA:Kulitmu Kusam? Simak Rekomendasi Moisturizer Terbaik, Siap-Siap Glowing! Cek Disini Di dalam kelenteng juga terdapat prasasti yang menerangkan bahwa dilakukan restorasi kelenteng yang disumbang oleh Kapiten Tan Koen Hway, Mayor Batavia, Mayor Semarang, dan sejumlah letnan di Tegal. Kapiten Tan Koen Hway menyumbang secara pribadi sebesar 1.000 Gulden, Mayor Batavia 200 Gulden, dan Mayor Semarang 200 Gulden. Kebajikan Tek Hay Cin Jin terabadikan dalam papan syair pujian yang masih terpasang di salah satu sudut kelenteng. Pada papan syair tersebut tertulis syair pujian dengan huruf Mandarin. “Tek Hay Cin Jin mempunyai kebajikan yang disebarkan untuk masyarakat di pesisir dari tempat ini,” ucap Chen Li Wei Dao Chang menerjemahkan syair dengan Bahasa Mandarin itu. Seiring berjalannya waktu, terjadi kerusuhan etnis di Bumiayu pada 1940-an. Kala itu, Kelenteng Tek Hay Kiong dijadikan sebagai tempat pengungsian warga Tionghoa dari Bumiayu. Kelenteng ini juga menyimpan Patung Dewa dari Kelenteng Pesayangan. Artinya, dulu di Desa Pesayangan, Kecamatan Talang, Kabupaten Tegal, pernah ada sebuah kelenteng. “Ada dokumen yang menyebutkan bahwa pada 1949 pengurus kelenteng meminta Wedana Adiwerna membangun kembali kelenteng,” ucap Chen Li Wei Dao Chang. BACA JUGA:Gunung Sumbing? Wisata Terbaru 2024 Dengan Spot Pendakian Paling Kece, Banyak Dicari Anak Muda! Selain itu, kelenteng ini juga memiliki Gamelan Pusaka Kiai Nagamulya yang dibuat pada 1861, sesuai tahun yang terukir. Gamelan tersebut bukan gamelan sembarangan. “Ini bukan gamelan receh. Gamelan ini memiliki nilai seni tinggi. Salah satu gamelan berkualitas di luar keraton, kata orang keraton yang pernah ke sini,” ungkap Chen Li Wei Dao Chang. (*)Kelenteng Tek Hay Kiong Kota Tegal, Simpan Kisah Tokoh Tionghoa Suka Menolong Warga Pesisir
Kamis 22-02-2024,07:00 WIB
Reporter : K. Anam Syahmadani
Editor : M. Fatkhurohman
Kategori :
Terkait
Kamis 22-02-2024,07:00 WIB
Kelenteng Tek Hay Kiong Kota Tegal, Simpan Kisah Tokoh Tionghoa Suka Menolong Warga Pesisir
Jumat 16-02-2024,02:00 WIB
Berbeda, Pekan Budaya Tionghoa Yogyakarta 2024 Kedepankan Edukasi
Kamis 12-01-2023,11:09 WIB
Jelang Tahun Baru Imlek, Hotel Bintang 4 di Magelang Ini Hadirkan Promo Menarik
Selasa 16-08-2022,05:00 WIB
LBH Alvin
Terpopuler
Sabtu 23-11-2024,20:51 WIB
Kenali Samsung Galaxy A55: Pilihan Terbaik untuk Multitasking Lancar
Sabtu 23-11-2024,16:36 WIB
Dukung Pengembangan Transportasi Ramah Lingkungan, Pemda Jogja Mulai Uji Coba Bus Listrik
Sabtu 23-11-2024,16:33 WIB
Ramai Isu Judi Online, Rektor Kampus UAJY dan UII Jogja Katakan Mahasiswanya Masih Bersih
Sabtu 23-11-2024,15:11 WIB
Pemkot Yogyakarta Ajak Masyarakat Jaga Ketertiban Selama Masa Tenang, Begini Tujuannya
Sabtu 23-11-2024,16:31 WIB
Pakai Sistem Kerjasama Operasi, Hiswana Migas DIY Berharap SPBU Bermasalah Bisa Segera Beroperasi
Terkini
Minggu 24-11-2024,12:18 WIB
Kementerian Kebudayaan Gelar Indonesia ICH Festival di Jogja, Lestarikan Warisan Budaya Tak Benda
Minggu 24-11-2024,12:16 WIB
Jelang Masa Tenang, Ini Kegiatan Kampanye Terakhir Ketiga Calon Wali Kota Jogja 2024
Minggu 24-11-2024,12:14 WIB
Begini Komitmen Ketiga Paslon Pilkada Jogja 2024 untuk Menciptakan Birokrasi Bersih Tanpa Korupsi
Sabtu 23-11-2024,23:27 WIB
Ribuan Pendukung Meriahkan Kampanye Hari Terakhir Mitha-Wurja, Optimistis Raih Kemenangan 75 Persen
Sabtu 23-11-2024,20:51 WIB