Kolotok, Kuliner Khas Desa Singkup di Kabupaten Kuningan Ini Patut Dicoba, Caranya Pesan Dulu

Rabu 01-06-2022,09:29 WIB
Editor : Nur Imron Rosadi

 

KUNINGAN (Disway Jogja) – Kokolotok. Terdengar cukup aneh untuk sebuah nama makanan khas. Namun siapa sangka, Kokolotok yang namanya terbilang unik itu menyimpan rasa yang hmmmmm..... (Pastikan Anda harus mencobanya)

Kokolotok merupakan kuliner olahan kepala kambing khas Desa Singkup, Kecamatan Japara, Kabupaten Kuningan, Jawa Barat

Harga satu porsinya cukup terjangkau, yakni Rp170 ribu. Hanya saja, untuk membelinya harus melalui sistem pesanan, mengingat kuliner khas ini belum dijual di restoran atau rumah makan. Sehingga, yang ingin menikmati harus pesan lebih dulu kepada warga setempat.

Setelahnya, baru dibuatkan sesuai pesanan. Kuliner ini mengolah kepala kambing utuh. Mulai bagian otak, mata, hingga daging. Ditambah dengan bumbu serundeng.

Hidangan kepala kambing berbalut bumbu serundeng menjadi hidangan istimewa yang boleh jadi hanya satu-satunya di Kuningan.

 

Harga Olahan Kepala Kambing di Kuningan

Olahan kepala kambing dimasak selama dua jam dengan bumbu rempah pilihan. Lalu, ditambah taburan serundeng parutan kelapa yang renyah menjadikan hidangan Kokolotok sangat spesial.

Untuk menikmati hidangan Kokolotok ini tak perlu menu tambahan seperti sambal, lalapan, tempe ataupun kerupuk. Cukup ditemani nasi putih, kelezatan Kokolotok seketika bisa langsung dinikmati.

Proses memasak Kokolotok yang cukup lama hingga bumbunya meresap, membuat kulit dan daging kepala kambing sangat empuk dan terasa nikmat saat di lidah. 

Uniknya, sekalipun hidangan ini berbahan utama kepala kambing, namun tak ada tercium bau khas kambing saat kita menyantapnya.

Adalah Nono Supriatno, satu-satunya warga Desa Singkup yang masih menggeluti usaha kuliner Kokolotok ini.

Berbekal resep yang diturunkan orang tuanya, Nono menjalani bisnis kuliner khas Desa Singkup ini bersama istri dan anak-anaknya hanya untuk pesanan orang-orang terdekat saja atau lewat media sosial.

“Penjualan Kokolotok masih hanya sebatas untuk pesanan orang-orang terdekat. Karena untuk membuat masakan Kokolotok ini membutuhkan proses cukup lama, kalau saya buka warung khawatirnya ada sisa dan kalau tidak terjual akan basi,” ujar Nono.

Sejarah Kokolotok Nono menceritakan, masakan Kokolotok sebenarnya hidangan yang sudah ada sejak zaman dulu.

Awalnya, kata Nono, Desa Singkup dulunya adalah pusat jagal hewan ternak seperti sapi dan kambing untuk memasok sejumlah pasar tradisional di Kabupaten Kuningan hingga Cirebon.

“Kokolotok, dulunya benar-benar hanya masakan tulang kepala kambing karena kulit dan dagingnya sudah diambil untuk dimasak empal,” katanya.

Nah, Kokolotok ini yang tersisa hanya mata dan serpihan daging di sela-sela tulangnya saja.

Tapi sekarang, Nono membuat masakan Kokolotok dengan bahan kepala kambing utuh masih lengkap daging, kulit, lidah dan otaknya sehingga menjadi hidangan spesial.

Satu porsi Kokolotok, kata Nono, bisa dinikmati oleh enam hingga delapan orang. Untuk harga, Nono membanderol harga Rp170 ribu. Tetapi, tergantung besar ukuran kepala kambing.

“Tapi untuk beli Kokolotok ke saya harus pesan dulu minimal tiga jam sebelumnya. Karena saya harus pesan kepala kambingnya dulu, kemudian proses memasaknya juga cukup lama.”

“Buat yang mau pesan silakan datang saja ke Desa Singkup, nanti tanya ke orang-orang nama saya Nono Kolotok pasti sudah pada tahu,” ujarnya.

Demikian informasi harga olahan kepala kambing khas Kuningan di Desa Singkup, Kecamatan Japara. Cukup Rp170 ribu saja untuk kuliner yang bisa disantap 8 orang. (yud)

Kategori :