SLEMAN (Disway Jogja) - Kepala Dinas Pendidikan (Disdik) Sleman Ery Widaryana mengatakan, sudah ratusan sekolah di Sleman baik jenjang TK, SD maupun SMP yang mengajukan diri sebagai sekolah penggerak. Pengajuan ditujukan kepada Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.
Dikutip dari situs milik Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi, sekolah penggerak diartikan sebagai sekolah yang berfokus pada pengembangan hasil belajar siswa secara holistik, dengan mewujudkan Profil Pelajar Pancasila yang mencakup kompetensi dan karakter yang diawali dengan SDM yang unggul (kepala sekolah dan guru).
Berdasarkan prosesnya, penetapan dan seleksi sekolah berstatus sekolah penggerak, kata Ery, akan ditetapkan oleh Kemendikbud.
"Merdeka belajar ini merupakan program Kemendikbud dengan beberapa kegiatan. Mulai guru penggerak, sekolah penggerak, kurikulum merdeka dan organisasi penggerak. Susah ada ratusan yang mengajukan. Tapi saya tidak hafal. Kewenangannya juga ada di kementerian," kata Ery, baru-baru ini.
Penerapan program Merdeka Belajar di wilayah Sleman katanya, dimulai dari kurikulum, guru, organisasi hingga sekolah penggerak. Program ini terus disiapkan. Pada tahun ajaran baru 2022-2023 ini, sejumlah sekolah di Sleman baik negeri maupun swasta akan menjadi sekolah penggerak.
Untuk guru penggerak, katanya, Sleman sudah menyiapkan ratusan guru penggerak baik jenjang TK, SD maupun SMP. Saat ini, katanya, guru-guru penggerak tersebut mengikuti pendidikan dan pelatihan.
Selain itu, organisasi penggerak yang akan melakukan pendampingan ke sekolah-sekolah sasaran juga banyak yang akan masuk ke Sleman.
Program Merdeka Belajar tersebut, lanjut Ery, akan dilaksanakan di sekolah-sekolah penggerak yang ditetapkan oleh Kemendikbud pada tahun ajaran 2022-2023. Termasuk di dalamnya adalah penerapan kurikulum Merdeka. Disdik belum mengetahui jumlah sekolah penggerak yang diseleksi dan akan ditetapkan oleh Kemendikbud.
"Dalam program ini, terdapat lima aspek yang ditekankan untuk sekolah-sekolah penggerak mulai perencanaan berbasis data, manajemen SDM, percepatan digitalisi pendidikan, paradigma pembelajaran baru, hingga kurikulum," katanya.
Program sekolah penggerak di Sleman, diharapkan mampu menjadi salah satu cara untuk pengembangan pendidikan di Kabupaten Sleman. Sekolah-sekolah penggerak juga diharapkan terus berinovasi dan mengembangkan sekolah supaya lebih baik.
Sebab, kegiatan sekolah penggerak diharapkan dapat mengembangkan kompetensi hasil belajar siswa secara holistik yang berpijak pada 2 aspek. Meliputi kompetensi dan karakter, diawali dengan Sumber Daya Manusia (SDM) yang unggul di sekolah.
Sebelumnya, Bupati Sleman Kustini Sri Purnomo berharap seluruh komponen pendidikan mengoptimalkan proses belajar mengajar sesuai dengan minat dan bakat siswa, dengan pendekatan Merdeka Belajar.
Dia mengatakan, kebijakan Merdeka Belajar merupakan sebuah langkah untuk transformasi pembelajaran ke depan yang berfokus pada peningkatan kualitas sumber daya manusia. Kebijakan ini membentuk peserta didik dari berbagai aspek kompetensi, sesuai dengan bakat dan minatnya.
Kustini berharap kebijakan tersebut diikuti dengan inovasi dan kreativitas tenaga pengajar, khususnya dalam menilai prestasi peserta didik bukan hanya prestasi akademik namun juga dilihat dari kompetensi yang lebih komprehensif di bidang lain.
"Saya juga menekankan pentingnya pembentukan karakter manusia yang merupakan manifestasi tujuan pendidikan yakni membentuk manusia Indonesia seutuhnya yang beriman, takwa, cerdas, dan terampil," katanya.