Pahami Kamaboko yang Merupakan Seni Olahan Ikan Jepang yang Lezat, Simak Informasi Lengkapnya Berikut Ini

Pahami Kamaboko yang Merupakan Seni Olahan Ikan Jepang yang Lezat, Simak Informasi Lengkapnya Berikut Ini

Kamaboko--

diswayjogja.id – Bagi para penggemar hidangan khas Jepang, istilah seperti crab stick yang sering ditemukan dalam shabu-shabu atau chikuwa yang gurih, pastilah sudah tidak asing lagi. Begitu pula dengan narutomaki, potongan berbentuk spiral manis yang selalu hadir sebagai pelengkap estetika dan rasa di atas semangkuk ramen panas. Ketiga produk ini, meskipun memiliki bentuk dan penyajian yang berbeda, sesungguhnya berasal dari satu kategori kuliner yang sama, yaitu Kamaboko. Meskipun nama Kamaboko mungkin kurang populer di telinga awam, olahan ikan ini merupakan produk makanan laut yang memiliki sejarah panjang dan nilai seni yang tinggi di Jepang.

Kamaboko merupakan inti dari keahlian Jepang dalam mengolah sumber daya laut menjadi sajian yang bertekstur unik dan kaya protein. Produk ini menggunakan daging ikan putih yang digiling halus menjadi pasta, yang dikenal sebagai surimi, dan kemudian dibentuk serta dimasak dengan berbagai metode. Keistimewaan Kamaboko terletak pada teksturnya yang kenyal, lembut, dan rasanya yang gurih alami tanpa perlu mengandalkan bahan tambahan, pewarna, atau pengawet buatan. Proses pembuatannya yang detail dan bersih telah mengubah hidangan sederhana ini menjadi sebuah mahakarya kuliner yang dihormati.

Jejak sejarah Kamaboko menunjukkan bahwa produk olahan ikan ini bukanlah penemuan baru. Kamaboko sudah dikenal sejak Periode Heian, sekitar abad ke-8 Masehi. Pada awalnya, ia berbentuk daging ikan giling yang dicetak memanjang pada batang bambu, menyerupai bentuk bagian atas tanaman rawa yang disebut gama-no-ho, dari mana nama Kamaboko berasal. Dahulu, olahan ini merupakan makanan mewah dan simbol keberuntungan, kerap disajikan dalam perjamuan penting. Penghargaan terhadap warisan kuliner ini bahkan diabadikan dengan ditetapkannya tanggal 15 November sebagai Hari Kamaboko, merujuk pada tahun catatan tertua kemunculannya pada dokumen kuno.

Dari santapan mewah bangsawan kuno hingga menjadi komponen wajib dalam sup mi modern, Kamaboko telah melampaui batasan zaman dan menyebar ke seluruh dunia. Pemahaman yang lebih dalam mengenai proses produksi, bahan-bahan yang digunakan, dan berbagai jenisnya akan membuka mata kita tentang betapa esensialnya produk surimi ini dalam keragaman kuliner Jepang. Berikut adalah pembahasan lengkap mengenai definisi Kamaboko, cara pembuatannya, jenis-jenisnya yang populer, hingga aneka cara untuk menikmatinya.

BACA JUGA : Saputto Jadi Kafe Hidden Gem Nuansa Jepang di Tebet dengan Berbagai Menu Lezat, Berikut Ulasan Selengkapnya

BACA JUGA : Sensasi Meracik Bisa Buat Smoothies Sendiri di Minimarket Jepang

Kamaboko

Kamaboko secara sederhana dapat didefinisikan sebagai produk olahan makanan laut yang dimasak melalui proses pengukusan, perebusan, pemanggangan, atau penggorengan. Bahan dasarnya adalah surimi, yaitu daging ikan putih yang di-fillet, ditumbuk hingga menjadi pasta, dan kemudian dicampur dengan bahan-bahan alami lainnya seperti garam, gula, putih telur, saus ikan, dan sedikit sake (minuman keras Jepang) untuk memperkuat tekstur dan rasa. Proses inilah yang menghasilkan tekstur khas yang kenyal, elastis, dan halus, memungkinkan seseorang menikmati kelezatan ikan dalam bentuk yang berbeda.

Keunikan Proses Produksi

Salah satu aspek paling menarik dari Kamaboko modern yang diproduksi secara massal sejak periode Momoyama (sekitar abad ke-16) adalah fokus pada kemurnian dan elastisitas. Mayoritas Kamaboko kini menggunakan daging ikan laut putih, seperti ikan kod, bream sirip emas, gnome, dan bluefish Jepang.

Para perajin Kamaboko di Jepang memandang produk ini sebagai sebuah mahakarya. Mereka melakukan proses pembersihan daging ikan yang sangat detail di bawah aliran air murni. Tujuannya adalah menghilangkan lemak dan bau amis secara menyeluruh. Proses pencucian ini tidak hanya membuat hasil akhir Kamaboko menjadi putih bersih, elastis, dan berkilau, tetapi juga menjadikannya produk rendah lemak namun tetap kaya akan protein. Produsen terkenal seperti Suzuhiro, yang telah beroperasi sejak 1865, bahkan menggunakan air murni dari Gunung Hakone untuk memastikan kualitas tertinggi.

Metode Memasak Berdasarkan Wilayah

Wilayah Kanto dan Timur

Mengukus adonan ikan adalah metode yang paling umum dilakukan.

Wilayah Kansai (Osaka dan Kyoto

Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News

Sumber:

Berita Terkait