Xanana Gusmão Minta ASEAN Dorong Dialog untuk Redam Konflik Kamboja–Thailand

Xanana Gusmão Minta ASEAN Dorong Dialog untuk Redam Konflik Kamboja–Thailand

Perdana Menteri Timor Leste Xanana Gusmão (depan kiri) di Kompleks Kepatihan Yogyakarta, Senin (8/12/2025), menegaskan pentingnya dialog sebagai solusi meredam ketegangan antara Kamboja dan Thailand yang kembali meningkat.--Foto: Anam AK/diswayjogja.id

YOGYAKARTA, diswayjogja.id - Perdana Menteri Timor Leste Xanana Gusmão menekankan pentingnya dialog antarnegara anggota ASEAN untuk meredam potensi eskalasi konflik, khususnya ketegangan yang kembali mencuat antara Kamboja dan Thailand. 

Xanana menyampaikan bahwa konflik yang kembali muncul antara Kamboja dan Thailand memerlukan pendekatan dialog yang konsisten. 

Menurutnya, tanpa dialog, masing-masing negara akan terus bersandar pada prinsip, posisi, dan kepentingan politiknya, sehingga memperbesar potensi gesekan.

“Kalau tidak ada dialog, tiap pihak membela prinsip atau pikiran masing-masing. ASEAN harus memberi contoh bahwa 11 anggota ini membela perdamaian, tidak mau lagi konflik antara negara,” ujar Xanana di Kompleks Kepatihan, Yogyakarta, Senin (8/12/2025). 

BACA JUGA : Bertemu Sri Sultan, PM Timor Leste Xanana Gusmao Puji Keunikan Sejarah dan Budaya Yogyakarta

BACA JUGA : Konflik Thailand-Kamboja, Presiden Timor Leste Ramos Horta: Kita Kuat Jika Bersatu

Dia menegaskan bahwa ASEAN tidak boleh membiarkan ketegangan antaranggota berkembang menjadi konflik terbuka.

Karena itu, Xanana meminta negara-negara besar di kawasan, termasuk Malaysia, Filipina, dan Indonesia, untuk turut mendorong Kamboja dan Thailand membuka dialog konstruktif.

“Kita minta kepada Malaysia, Filipina, dan Indonesia untuk mendorong dua negara itu berdialog,” katanya.

Dalam pertemuan tersebut, Xanana juga menyinggung kembali peringatan 50 tahun invasi Indonesia ke Dili, Timor Leste. 

BACA JUGA : Presiden Ramos Horta: Indonesia Mitra Dagang Terbesar Timor Leste

BACA JUGA : Presiden Timor Leste Jose Ramos Horta Singgung Pendidikan dan Perdamaian di Negara ASEAN

Menurutnya, mengingat masa kelam itu penting untuk menunjukkan kepada dunia bahwa kesalahan masa lalu dapat diperbaiki melalui solusi yang adil, rekonsiliasi, dan hubungan baik antarbangsa.

“Ada kesalahan, tetapi kalau diberi solusi yang bagus dan kesempatan untuk saling berpelukan, masa lalu bisa menjadi pelajaran. Yang penting adalah masa sekarang untuk membangun masa depan yang lebih baik,” jelasnya. 

Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News

Sumber:

Berita Terkait