Mengupas Tuntas Rahasia di Balik Racikan Dirty Coffee dan Rekomendasi Tempat Enak di Jakarta
The Morning Person--
diswayjogja.id – Dunia perkopian tidak pernah berhenti berevolusi. Bagi para penggemar dan penikmat kopi, selalu ada ide dan tren racikan baru yang muncul, menawarkan pengalaman rasa dan visual yang berbeda dari sajian kopi klasik. Dari varian dasar seperti cappuccino dan café latte yang selalu dicintai, hingga kreasi viral seperti kopi Dalgona, inovasi terus menjadi mesin pendorong perkembangan industri ini. Setiap tren baru membawa keunikan tersendiri, memikat rasa penasaran publik untuk mencobanya.
Belakangan ini, satu racikan kopi kekinian yang tengah naik daun adalah Dirty Coffee. Secara sekilas, tampilannya mungkin mengingatkan pada café latte atau dalgona coffee, namun minuman ini memiliki daya tarik dan perbedaan yang cukup mendasar, terutama dalam hal teknik peracikan dan kontras suhu yang ditawarkannya. Nama yang secara harfiah berarti ‘kopi kotor’ ini justru memberikan daya tarik unik, mengundang banyak orang untuk mencari tahu makna di balik istilah yang provokatif tersebut.
Sebutan "kotor" pada minuman ini tentu tidak merujuk pada kebersihan atau kualitas bahan baku. Sebaliknya, ini adalah metafora yang merujuk pada tampilan estetik yang tercipta saat kopi diracik dan disajikan. Dirty Coffee menjanjikan pengalaman menikmati kopi yang melibatkan indra penglihatan sebelum indra perasa, di mana proses visual pencampuran espresso dan susu dingin menjadi bagian tak terpisahkan dari kenikmatannya.
Bagi para pencinta kopi di Indonesia, khususnya yang berada di Jakarta, tren dirty coffee ini kini telah hadir dan mudah ditemukan di berbagai kedai kopi modern. Kehadirannya tidak hanya menambah variasi menu, tetapi juga memberikan sensasi rasa baru yang seimbang antara panas dan dingin, pahit dan manis. Mari kita berkenalan lebih dalam dengan esensi dirty coffee ini, mulai dari definisinya, cara menikmatinya, hingga rekomendasi tempat terbaik untuk mencicipinya di ibu kota.
BACA JUGA : Unagi Kurofone Hadir di Jakarta dengan Sensasi Kuliner Premium, Simak Referensi Selengkapnya Disini
BACA JUGA : Canella Hotel Tentrem Sensasi Italia di Jakarta, Berikut Ulasan Selengkapnya
Apa Sebenarnya Dirty Coffee?
Istilah Dirty Coffee mungkin terdengar aneh, dan jika diartikan secara harfiah dapat disalahartikan sebagai kopi yang tidak layak konsumsi. Namun, perlu ditegaskan bahwa sebutan 'kotor' dalam konteks ini sama sekali tidak berhubungan dengan kopi bekas atau kurang higienis. Sebaliknya, minuman ini justru menawarkan tampilan yang elegan dan proses penyajian yang menarik.
Secara komposisi bahan, Dirty Coffee sebetulnya sangat mirip dengan café latte, yaitu merupakan perpaduan antara espresso sebagai elemen utama kopi dan susu sebagai cairan pelarut. Perbedaan krusial terletak pada metode peracikan dan penyajiannya. Jika café latte umumnya dibuat dengan menuangkan espresso terlebih dahulu sebelum ditambahkan susu, Dirty Coffee memiliki urutan yang terbalik.
Dalam pembuatan Dirty Coffee, susu dingin harus dituangkan lebih dulu ke dalam cangkir, baru kemudian ditambahkan espresso yang masih hangat di atasnya. Elemen pembeda lainnya yang sangat penting adalah kondisi suhu bahan: susu yang digunakan harus dalam keadaan super dingin, sementara espresso harus dalam keadaan hangat atau sedikit panas. Kontras suhu inilah yang menjadi kunci visual minuman.
Perpaduan susu yang bersuhu rendah dengan espresso yang hangat menyebabkan espresso tidak langsung menyatu. Sebaliknya, lapisan espresso hangat tersebut akan perlahan-lahan merembes ke bawah, menciptakan pola visual yang bergradasi dan berlapis di dalam cangkir. Fenomena espresso yang turun ini menciptakan tampilan visual di mana bagian atas cangkir terlihat seakan-akan 'ternoda' atau 'kotor' oleh lapisan espresso yang mulai mencair, sehingga lahirlah nama dirty coffee.
Rekomendasi Tempat Menikmati Dirty Coffee di Jakarta
Bakerman
Tidak seperti dirty coffee standar yang menggunakan espresso shot hangat biasa, Bakerman menerapkan teknik shake atau kocok pada espresso-nya terlebih dahulu. Espresso yang dikocok ini menghasilkan tekstur berbuih yang halus dan suhu yang tidak terlalu panas. Buih espresso ini kemudian dituang di atas susu dingin, menciptakan perpaduan visual yang lebih cantik dan creamy.
BACA JUGA : Rekomendasi Pastry Enak Ala Korea, Simak Referensi Bakery Terbaik di Jakarta
BACA JUGA : Cemilan Kekinian di Jakarta Sedang Viral dan Jadi Andalan
Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News
Sumber: