Tim Mobil Kimia UGM Melaju ke Kompetisi Internasional di Boston pada November 2025

Tim Mobil Kimia UGM Melaju ke Kompetisi Internasional di Boston pada November 2025

Komunitas Reactics Chem-E-Car UGM bakal mewakili Indonesia di ajang internasional AIChE Annual Student Conferences Chem-E-Car Competition di Boston, Amerika Serikat, pada November 2025 mendatang.--dok. UGM

YOGYAKARTA, diswayjogja.id – Mahasiswa Universitas Gadjah Mada (UGM) kembali menorehkan prestasi membanggakan di kancah internasional. 

Komunitas Reactics Chem-E-Car UGM berhasil menjuarai ajang Chem-E-Car Competition tingkat regional yang digelar di GOR UGM pada akhir Agustus 2025.

Kini mereka bersiap untuk mewakili Indonesia di ajang internasional AIChE Annual Student Conferences Chem-E-Car Competition di Boston, Amerika Serikat pada November 2025 mendatang.

Dalam kompetisi tersebut, tim Reactics menyabet Juara 1 dalam Race Competition, Juara 2 Poster Competition, serta Best Video Profile Competition, menjadikan mereka salah satu tim terbaik yang akan bertarung di tingkat global.

BACA JUGA : Lulus S1 UGM di Usia Termuda 19 Tahun, Mutiara Anindyana Hapsari Raih Predikat Cumlaude

BACA JUGA : Tunggu Enam Tahun, Mahasiswa UGM Raih Juara 2 Kompetisi Aktuaria Internasional 2025

Tim ini terdiri dari mahasiswa lintas disiplin, yakni Thomas Aquino Widaya Putra (Teknik Kimia 2022), Rafa Haidar Wicaksana (Teknik Mesin dan Industri), Ikhlasul Amal Abda’i (Ilmu Komputer dan Elektronika), Akmal Argiyanto Pratama (Teknik Kimia), Ariyo Favian Tamim (Teknik Mesin dan Industri), Bintang Ramadhan (Teknik Kimia), serta Muhammad Andriano Hasnam (Teknik Nuklir dan Fisika) yang berperan sebagai manajer tim.

Reactics Chem-E-Car mempersembahkan inovasi mobil kimia yang memanfaatkan gas CO₂ sebagai sumber energi utama. Gas ini dihasilkan dari reaksi asam asetat dengan natrium bikarbonat—reaksi kimia endotermik yang membutuhkan pemicu eksternal.

“Gas CO₂ yang kami gunakan aman dan stabil, tidak mudah terbakar seperti oksigen,” ujar Akmal, salah satu anggota tim, pada Rabu (10/9/2025) di Kampus UGM.

Selain sumber energi yang unik, sistem penghenti mobil (stopping mechanism) juga menggunakan metode berbasis sensor cahaya dan prinsip turbiditas.

BACA JUGA : UU Kesehatan Dinilai Dorong Komersialisasi Layanan, KPKKI UGM Sampaikan Amicus Curiae ke MK

BACA JUGA : GIK UGM Hadirkan Pameran 'Mampir Gelanggang', Sajikan 138 Karya Visual dari 18 Seniman

Reaksi antara natrium tiosulfat dan asam sulfat menghasilkan sulfur yang membuat larutan menjadi keruh, mengurangi intensitas cahaya yang diterima sensor dan secara otomatis menghentikan mobil.

Ketua tim, Thomas atau Nino, menyampaikan bahwa pencapaian ini merupakan buah dari konsistensi panjang komunitas Reactics selama 15 generasi. 

Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News

Sumber: