Puluhan Musisi Mundur dari Pestapora 2025: Musik Jadi Suara Bumi, Bukan Milik Korporasi

Puluhan Musisi Mundur dari Pestapora 2025: Musik Jadi Suara Bumi, Bukan Milik Korporasi

Sejumlah musisi Indonesia, termasuk Hindia, The Panturas, dan Rebellion Rose, mundur dari Pestapora 2025 sebagai bentuk penolakan sponsorship Freeport.--Foto: HO (Geopix)

YOGYAKARTA, diswayjogja.id - Gelombang sikap berani datang dari panggung musik Indonesia. 

Puluhan musisi, termasuk Sukatani, Leipzig, Negatifa, Hindia, The Panturas, dan Rebellion Rose, kompak menarik diri dari daftar penampil konser Pestapora 2025. 

Keputusan kolektif itu diambil sebagai bentuk penolakan terhadap keterlibatan PT Freeport Indonesia sebagai sponsor utama acara tersebut.

Langkah yang jarang terjadi ini disambut positif oleh lembaga lingkungan Geopix. 

BACA JUGA : Hadirkan eaJ dan Kenny G, Ini Lineup Musisi Prambanan Jazz Festival 2025

BACA JUGA : Gandeng Musisi Nasional, GIPI DIY Gelar Buka Bersama di Lapas Yogyakarta

Mereka menilai keputusan tersebut menjadi bukti nyata bahwa musik tidak bisa dilepaskan dari nilai-nilai kemanusiaan, keberpihakan pada bumi, serta penolakan terhadap perusakan lingkungan.

“There is no music on the dead planet. Keputusan para musisi ini adalah tanda kebangkitan kesadaran kolektif yang menunjukkan bahwa seni tidak bisa dilepaskan dari keberpihakan pada bumi,” kata Annisa Rahmawati, Senior Wildlife Campaigner Geopix, Minggu (7/9/2025).

Menurutnya, pilihan mundur para musisi bukan hanya ekspresi protes, tetapi juga bentuk tanggung jawab moral kepada publik, terutama generasi muda yang menjadi pendengar setia mereka. 

Dengan sikap ini, para musisi membuktikan bahwa suara musik bisa menjadi kekuatan politik kultural untuk menolak praktik industri yang merusak ekologi.

Geopix secara khusus juga memberikan apresiasi kepada band punk asal Yogyakarta, Rebellion Rose (RR). Selama 15 tahun terakhir, RR konsisten mendukung kampanye perlindungan orangutan bersama Center for Orangutan Protection (COP). 

Keteguhan mereka untuk menyuarakan isu hutan dan satwa liar membuat keputusan mundur kali ini semakin bermakna.

“Ini adalah ekspresi kejujuran yang lahir dari panggung musik untuk menolak perusakan alam dan menyuarakan keadilan ekologis maupun sosial bagi generasi mendatang,” tegasnya.

BACA JUGA : Hadirkan Dua Konsep Utama Unik, Berikut Sederet Musisi yang Akan Hadir di Saemen Fest 2024 Yogyakarta

Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News

Sumber: