Pesona Pulau Bidadari Jadi Gerbang Sejarah dan Rekreasi di Kepulauan Seribu, Simak Ulasan Selengkapnya Berikut
Pesona Pulau Bidadari--
diswayjogja.id – Ibu Kota Jakarta, dengan segala hiruk pikuk dan dinamikanya, dikelilingi oleh permata tersembunyi yang menawarkan pelarian cepat dari rutinitas perkotaan: gugusan pulau-pulau indah yang dikenal sebagai Kepulauan Seribu. Di antara deretan pulau yang mempesona tersebut, Pulau Bidadari menonjol sebagai destinasi wisata unggulan yang paling mudah dijangkau. Berlokasi strategis di bagian selatan kawasan Kepulauan Seribu, pulau ini menjanjikan ketenangan suasana bahari dengan waktu tempuh yang sangat singkat, menjadikannya pilihan favorit bagi warga Jakarta dan sekitarnya yang mencari penyegaran tanpa perlu menempuh perjalanan jauh dan melelahkan.
Pulau Bidadari berhasil menggabungkan daya tarik alam dengan fasilitas resort modern dan jejak sejarah yang kaya. Konsep ini menjadikannya destinasi multifungsi, di mana pengunjung dapat menikmati keindahan vegetasi pantai, air laut yang relatif jernih, hingga mengamati sisa-sisa peninggalan era kolonial Belanda. Keunikan ini memberikan nilai tambah yang signifikan, melampaui sekadar fungsi sebagai tempat rekreasi biasa. Lokasinya yang dekat dan fasilitas yang terintegrasi memungkinkan wisatawan untuk melepaskan beban pikiran dan mengisi ulang energi, bahkan hanya dalam kunjungan satu hari penuh.
Laporan ini bertujuan untuk mengulas secara komprehensif segala aspek yang ditawarkan oleh Pulau Bidadari, mulai dari aksesibilitas yang memudahkan, pilihan paket perjalanan yang variatif, hingga sejarah panjang yang melatarbelakangi pulau ini. Informasi ini sangat penting bagi calon pelancong yang ingin merencanakan perjalanan yang efisien dan berkesan. Sebagai salah satu resort tertua yang dikembangkan di Kepulauan Seribu, Pulau Bidadari telah membuktikan kemampuannya dalam menyediakan pengalaman liburan yang nyaman, aman, dan penuh aktivitas menarik bagi pengunjung dari berbagai kalangan usia.
Penelusuran lebih lanjut menunjukkan bahwa Pulau Bidadari adalah gerbang bagi eksplorasi pulau-pulau bersejarah di sekitarnya, seperti Onrust, Cipir, dan Kelor. Hal ini memperkaya opsi wisata, menjadikan kunjungan ke Bidadari sebagai titik awal untuk menyelami warisan budaya maritim Jakarta. Dengan luas sekitar enam hingga tujuh hektare, pulau ini menawarkan ruang yang cukup untuk beragam kegiatan, mulai dari olahraga air hingga bersepeda santai di bawah rindangnya pepohonan. Mari kita selami lebih dalam seluk-beluk destinasi bahari yang memadukan masa lalu dan kemewahan modern ini.
BACA JUGA : 5 Kuliner Tradisional Khas Kepulauan Seribu yang Menarik dan Punya Nama Unik, Simak Daftarnya Disini
BACA JUGA : Mengupas Tuntas Pilihan Wisata Edukasi Unggulan di Jakarta untuk Anak, Berikut Ulasan Lengkapnya Disini
Rute dan Kemudahan Akses Transportasi
Kemudahan akses menjadi salah satu keunggulan terbesar Pulau Bidadari. Titik keberangkatan utama bagi sebagian besar wisatawan adalah Pelabuhan Marina di Ancol, Jakarta Utara. Keberangkatan kapal cepat (speedboat) umumnya dijadwalkan pada pagi hari, tepatnya pukul 08.00 WIB, dengan waktu tempuh yang sangat singkat. Menurut keterangan dari staf Front Office pada 7 Desember 2025, perjalanan dari Marina Ancol hanya memakan waktu sekitar 30 menit.
Biaya perjalanan dari Marina Ancol biasanya ditawarkan dalam bentuk paket, yang mencakup transportasi pulang pergi. Tarif paket ini diperkirakan mencapai sekitar Rp550.000 per orang. Bagi wisatawan yang mencari opsi lebih hemat biaya, terdapat alternatif perjalanan menggunakan kapal kayu tradisional dari kawasan Kamal. Meskipun waktu tempuh kapal kayu lebih lama, tarifnya jauh lebih ekonomis, yakni sekitar Rp100.000 per individu, dan biaya ini sudah mencakup tiket masuk ke pulau.
Jejak Historis
Pulau Bidadari menyimpan riwayat panjang yang menarik, jauh sebelum diubah menjadi kawasan resort wisata. Pada era kolonial Belanda, pulau ini dikenal dengan nama Pulau Pumered dan juga pernah dijuluki Pulau Sakit, karena fungsinya sebagai lokasi pengasingan bagi penderita penyakit menular, seperti lepra dan kusta.
Setelah digunakan sebagai fasilitas karantina, Belanda kemudian mendirikan benteng pengawasan sebagai bagian integral dari sistem pertahanan laut mereka di area Teluk Jakarta. Bangunan benteng ini menjadi saksi bisu peristiwa-peristiwa sejarah. Berdasarkan catatan, benteng tersebut pernah mengalami kehancuran akibat serangan pasukan Inggris pada awal tahun 1800-an, namun segera direhabilitasi dan dibangun kembali pada tahun 1803.
BACA JUGA : Daftar 10 Destinasi Seru Bermain sama Anak Dalam Mall Area Jakarta, Simak Informasi Lengkapnya Disini
BACA JUGA : Rekomendasi Lokasi Perayaan Ulang Tahun Anak Terbaik di Jakarta, Simak Referensi Lengkapnya Berikut Ini
Ragam Paket dan Fasilitas Akomodasi
Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News
Sumber: