Pesona Edukasi Alam Nusantara Melacak Jejak Sejarah Vulkanik di Batu Angus Ternate

Pesona Edukasi Alam Nusantara Melacak Jejak Sejarah Vulkanik di Batu Angus Ternate

Batu Angus--

Beralih dari Ternate ke Kabupaten Tolitoli, Sulawesi, terdapat sebuah inisiatif konservasi yang berfokus pada biota laut yang terancam punah: Kima. Kima, atau kerang raksasa, adalah salah satu biota yang memainkan peran sangat penting bagi kelangsungan ekosistem laut, khususnya terumbu karang. Kerang ini berfungsi sebagai penyaring air dan penyedia habitat bagi spesies laut kecil. Sayangnya, populasi Kima di seluruh dunia, termasuk Indonesia, terus menurun drastis.

Gagasan Mandiri dan Penemuan Spesies Kima Bole

Konservasi Kima ini menjadi pusat studi dan perlindungan yang bertujuan untuk memperbanyak populasi Kima Bole dan spesies Kima lainnya. Selain itu, konservasi ini juga berfungsi sebagai sarana edukasi bagi masyarakat dan wisatawan mengenai pentingnya menjaga kerang raksasa ini demi keberlanjutan terumbu karang.

Regulasi Kunjungan dan Harga Tiket yang Ketat

Penerapan biaya masuk juga diberlakukan untuk menunjang operasional konservasi mandiri ini. Untuk turis asing, dikenakan biaya sebesar Rp100.000 (seratus ribu rupiah) per orang, sedangkan untuk wisatawan lokal dikenakan tarif sebesar Rp40.000 (empat puluh ribu rupiah) per orang. Pengaturan yang ketat ini merupakan langkah penting untuk memastikan bahwa konservasi dapat berjalan efektif dan berkelanjutan, dengan pendapatan dari tiket digunakan kembali untuk kepentingan penelitian dan perlindungan Kima.

Menghubungkan Konservasi Kima dengan Ekosistem Terumbu Karang

Upaya yang dilakukan oleh Ketua Tim Konservasi Kima, Habib, adalah cerminan dari inisiatif akar rumput yang sangat dibutuhkan di Indonesia, mengingat keragaman hayati laut kita yang sangat besar. Dengan adanya Kima Bole sebagai spesies endemik, Tolitoli kini memiliki aset konservasi yang unik yang menarik perhatian global dari komunitas ilmiah dan lingkungan, menjadikannya model bagi daerah lain dalam mengelola sumber daya laut secara mandiri dan bertanggung jawab.

BACA JUGA : Menarik dan Edukatif! Simak Wisata Sejarah Surabaya, Dijamin Liburan Lebih Seru dan Menambah Ilmunya

BACA JUGA : Menjelajahi Kedalaman Sejarah dan Peran Keuangan, Museum Bank Indonesia Berikut Informasi Selengkapnya

Kedua lokasi ini secara kolektif mengirimkan pesan bahwa pariwisata di Indonesia Timur harus bergerak lebih jauh dari sekadar keindahan visual. Wisata harus menjadi sarana untuk memperkaya ilmu pengetahuan, menumbuhkan kesadaran lingkungan, dan mendorong upaya konservasi yang berkelanjutan. Dengan terus mengembangkan kawasan seperti Batu Angus dan mendukung penuh Konservasi Kima, Indonesia dapat menjadi pemimpin dalam pengembangan wisata edukasi yang bertanggung jawab dan berdampak positif bagi planet.

Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News

Sumber:

Berita Terkait