Dari Kampus Merdeka ke Berdampak, Wamen Dikti Saintek Sebut Kampus Harus Jadi Public Server
Wamen Dikti Saintek, Fauzan, ditemui di Auditorium UNY, Kamis (8/5/2025), mengungkapkan Kampus Berdampak adalah harus memiliki peran yang lebih kontributif terhadap persoalan-persoalan yang terjadi di masyarakat. --Foto: Anam AK/diswayjogja.id
SLEMAN, diswayjogja.id - Kementerian Pendidikan Tinggi, Sains dan Teknologi (Kemendikti Saintek) resmi meluncurkan program Kampus Berdampak sebagai wujud transformasi Pendidikan Tinggi di Indonesia.
Kampus Berdampak dinilai bukan sekedar kelanjutan dari Kampus Merdeka, namun sebuah loncatan pendidikan tinggi yang relevan dengan kebutuhan masyarakat.
"Selama ini kenapa terjadi missmed ketika kita bicara tentang relevansi. Itu karena memang antara apa yang dilahirkan oleh perguruan tinggi dengan apa yang terjadi di dalam dunia nyata dan dunia industri ini terjadi gap," ujar Wamen Dikti Saintek, Fauzan, ditemui di Auditorium UNY, Kamis (8/5/2025).
Fauzan mengatakan, banyak persoalan gap tersebut yang akan dibuka olehnya, sehingga tidak terjadi kesenjangan. Maka Kampus Berdampak harus memiliki peran yang lebih kontributif terhadap persoalan-persoalan yang terjadi di masyarakat.
BACA JUGA : PTN-BH Bertemu di UNY Bahas Kegiatan Audit Memanfaatkan Teknologi AI
BACA JUGA : Terjunkan KKN Tematik, Sejumlah Kampus di Yogyakarta Dukung Pengelolaan Sampah DIY
"Inilah semangatnya Kampus Berdampak. Tentu uraiannya ada. (Bentuk program) ya nanti pasti ada pembelajaran berdampak itu seperti apa, riset berdampak seperti apa, pengabdian berdampak seperti apa," katanya.
Namun, Fauzan menekankan kampus harus menjadi public server, karena selama ini masih didominasi oleh kaum elit di kampus.
"Tetapi yang jelas adalah kampus harus menjadi public server, atau menjadi entitas masyarakat, tidak boleh didalam menara gading. Nah selama ini kan menjadi kaum elit. Oleh karena itu kawan-kawan media juga penting mendorong untuk deelitisasi kampus," jelasnya.
Kementerian sebelumnya menggaungkan Merdeka Belajar yang sekarang berganti menjadi Kampus Berdampak. Fauzan menegaskan semangat merdeka belajar itu tetap ada.
BACA JUGA : Menko Airlangga Hartarto Minta Kampus Dukung Agenda Hilirisasi Nasional
BACA JUGA : Wacana Perguruan Tinggi Kelola Pertambangan, Inilah Respon Beragam dari Petinggi Kampus-Kampus di Jogja
"(Merdeka Belajar sudah tidak ada?) Ya itu semangatnya," pungkasnya.
Diberitakan Disway News Network, jika Kampus Merdeka memberi ruang kebebasan dalam belajar, Kampus Berdampak lebih menekankan pada relevansi dan hasil nyata dari pembelajaran tersebut. Bukan hanya soal metode, tapi tentang dampak akhir yang ingin dituju.
Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News
Sumber: