Dalang Muda Ki Haryo Susilo Menciptakan Tokoh Wayang Baru dan Membuat Konten Media Sosial
LUPIT SLENTENG - Ki Haryo Susilo memainkan Lupit dan Slenteng saat sesi foto di Sanggar Putra Satria Laras-K. ANAM SYAHMADANI/RADAR TEGAL-
diswayjogja.id - Setiap dalang ada zamannya, setiap zaman ada dalangnya. Sebagai dalang muda yang hidup pada zaman serba cepat dan instan seperti ini, Ki Haryo Susilo menghadapi tantangan untuk bisa menjaga eksistensi pagelaran wayang agar tetap diminati penonton zaman sekarang. Bagaimana cara dalang muda ini menjawab tantangan tersebut?
DI genggaman tangannya, Lupit dan Slenteng saling bertatapan. Namun, mereka diarahkan bukan untuk berdialog membawakan sebuah lakon seperti biasanya. Ki Haryo Susilo hanya ingin mengajak duo wayang golek buatan tangan almarhum Ki Enthus Susmono itu mengikuti sesi foto yang diambil di Sanggar Putra Satria Laras, Senin sore, 3 Februari 2025.
Lupit dan Slenteng merupakan tokoh wayang golek yang dipopulerkan Ki Enthus Susmono, Ayahanda Haryo. Sosok tokoh wayang golek yang ceplas-ceplos itu sering dimunculkan dalam Pagelaran Wayang Santri yang dibawakan Ki Enthus. Melalui guyonan khasnya, Lupit dan Slenteng kerap kali mengocok perut penonton yang hadir.
BACA JUGA:Ki Haryo Enthus Susmono Berbagi Kiat Melanggengkan Seni Wayang di Yogyakarta
Sebagai dalang muda, Haryo memang tidak bisa melepaskan fakta bahwa dirinya adalah putra dari seorang Ki Enthus. Meski tetap mengusung semangat Abahnya itu, pria kelahiran 6 Juni 1994 ini bertekad menunjukkan keharyoannya, termasuk, dalam menjawab tantangan zaman, karena dia sangat menyadari bahwa zamannya telah berbeda.
”Trennya berbeda. Dalang nunut zaman kelakon. Dalang ana zamane, zaman ana dalange,” kata Haryo.
Haryo yang merupakan Sarjana Psikologi Universitas Muhammadiyah Surakarta mengedepankan pendekatan solutif dengan kekuatan narasi dalam pagelaran wayangnya. Tidak hanya berisi kritik, anak kedua dari pasangan Ki Enthus dan Romiyati ingin memberikan alternatif solusi atas persoalan-persoalan masyarakat yang dibawa ke atas panggung.
Suami dari Rachmatia Ayu Pratiwi ini menyadari pagelaran wayang harus relate agar diterima penonton zaman sekarang. Dia lantas melakukan inovasi dengan menciptakan tokoh wayang baru yang kekinian, diambil dari figur terkenal semisal pelatih dan pemain sepakbola ataupun selebritas. Misalnya, Shin Tae Yong, Cristiano Ronaldo, Dedy Corbuzier, dan Limbad.
Selain itu, Haryo menciptakan tokoh wayang golek Ustad Wahid, orang Jawa yang berlagak kearab-araban, yang terinspirasi dari akting Andre Taulany dalam sebuah acara di stasiun televisi. Selain tokoh-tokoh tersebut, tokoh lain yang diciptakan Haryo bernama Seli. Seli ini adalah istri dari tokoh Hansip Sugeng dalam Wayang Santri Ki Enthus.
Inovasi ini juga dilakukan untuk meregenerasi penonton. Sebab, menurut Haryo, tidak hanya dalang, penonton juga perlu diregenerasi. Di samping itu, Haryo rajin membuat konten media sosial, yang berisi potongan-potongan penampilannya di atas panggung, terutama pada bagian yang bermuatan pemecahan masalah atau problem solving.
BACA JUGA:Pra-Munas Daring, Ki Haryo Usulkan Pembagian Langkah Strategis Kebudayaan
Ayah dari Panji Haryo Abdillah ini mengemukakan, dengan diunggah ke media sosialnya, dia berharap problem solving yang disampaikan di atas panggung tetap dapat tersampaikan ke penonton, terutama mereka yang tidak sempat menonton pagelaran sampai selesai. Selain itu, juga dapat menjangkau penonton dengan jumlah yang lebih banyak.
“Saya membuat konten itu untuk diunggah ke Instagram, Tiktok, Facebook, dan Youtube,” ucap Haryo yang saat ini dipercaya menjadi Ketua Dewan Kebudayaan Kabupaten Tegal.
Haryo berharap dapat menjaga eksistensi pagelaran wayang agar tidak tergerus zaman. Melalui pagelaran wayang yang dibawakannya di atas panggung, dia ingin menghadirkan perubahan perilaku dalam diri penonton maupun dirinya sendiri, dari yang semula tidak baik menjadi baik, serta bisa membantu memecahkan persoalan-persoalan yang ada di masyarakat.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: