Total 26 Sistem EWS Otomatis Sudah Terpasang, Respon Bencana Banjir Terhitung Lebih Cepat

Total 26 Sistem EWS Otomatis Sudah Terpasang, Respon Bencana Banjir Terhitung Lebih Cepat

26 EWS dengan sistem otomatis sudah terpasang dan bisa respon banjir lebih cepat-Foto by warta.jogjakota.go.id-

Sementara itu Ketua Kampung Tangguh Bencana (KTB) Tegalgendu, M Istiawan menyambut baik pemasangan EWS baru di wilayahnya. 

Menurutnya pemasangan EWS baru tersebut tidak hanya bermanfaat untuk warga Kotagede saja namun juga bermanfaat bagi masyarakat yang berada di sepanjang bantaran Sungai Gajah Wong.

"Meskipun EWS ini berdiri di wilayah Kotagede. Namun manfaatnya juga dapat dirasakan seluruh warga bantaran Sungai Gajahwong. Misalnya timur sungai ini sudah masuk wilayah Kepanewon Banguntapan," bebernya.

Pihaknya pun meminta kepada masyarakat juga ikut merawat perangkat EWS tersebut agar fungsinya dapat bertahan lama.

"Ini merupakan aset penting bagi warga bantaran sungai. Harus kita rawat agar awet dan tidak cepat rusak," ungkapnya.

BACA JUGA : Puskesmas Pakualaman Pertahankan Predikat Akreditasi Paripurna, Tingkatkan Kualitas Pelayanan Masyarakat

BACA JUGA : Amankan Lalu Lintas, Polisi di Yogyakarta Bakal Gunakan Kamera Body Warm dan Dashcam

Pihaknya pun mengimbau kepada masyarakat bantaran sungai untuk tidak panik ketika mendengar sirine dari perangkat EWS karena perangkat tersebut berbunyi 15 menit sebelum air sungai meluap.

"Jadi waktu 15 menit ini bisa digunakan warga untuk mempersiapkan diri dan juga untuk membawa barang-barang yang benar-benar urgent," ujarnya.

Puncak Musim Hujan di Februari

Terpisah, Kepala Stasiun Klimatologi BMKG Yogyakarta Reni Kraningtyas menyampaikan, pada bulan Februari ini merupakan puncak musim penghujan.

Intensitas hujan diprediksi berkisar 201 - 500 mm (kriteria menengah – tinggi) dengan sifat hujan bervariasi normal dan atas normal.

Reni menjelaskan, puncak musim penghujan di DIY  berlangsung dari Desember 2024 hingga Februari 2025. 

Kemudian akhir musim penghujan diprediksi terjadi pada dasarian satu hingga dua pada bulan Mei tahun ini.

“Puncak musim hujan wajib diwaspadai bencana hidrometeorologi seperti banjir, tanah longsor, angin kencang. Terutama di daerah-daerah rawan bencana,” bebernya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: warta.jogjakota.go.id