Panen Raya Februari-April 2025 di Sleman, Diperkirakan Menghasilkan 85.729 Ton Gabah

Panen raya Februari-April di Sleman diperkirakan menghasilkan 85.729 ton gabah--iStockphoto
Lebih jauh, Suparmono menerangkan DP3 telah menugaskan penyuluh pertanian lapangan (PPL) untuk melakukan sosialisasi program serap gabah kepada Kelompok Tani (Poktan) dan Gabungan Kelompok Tani (Gapoktan).
Apabila petani bersedia menjual hasil panen kepada Perum Bulog, PPL akan melakukan koordinasi dengan Tim Perum Bulog.
BACA JUGA : Capai Hasil Panen Tertinggi, Kapanewon Semin Resmi Jadi Sentra Penghasil Beras di Gunungkidul
Setelah itu, petani perlu menyiapkan alat panen secara mandiri. Hasil panen lantas ditimbang dan diangkut dengan armada dari Perum Bulog.
Agar hasil panen petani dapat Perum Bulog serap, maka perlu ada beberapa persiapan yang harus dilakukan petani.
Persiapan tersebut seperti petani harus memberitahukan rencana panen kepada Perum Bulog dua hari sebelum panen.
Dengan begitu, petugas dapat melakukan pengecekan lokasi, kartu tanda penduduk (KTP), dan lahan yang akan dipanen harus berada di wilayah Kabupaten Sleman.
Adapun gabah yang akan diambil Perum Bulog harus sudah dalam karung dengan berat minimal per karung 1 – 2 ton.
BACA JUGA : Pemkab Bantul Sebut Bantuan Dari Kementan Mendorong Capaian Produksi Gabah
“Secara administrasi, syaratnya fotokopi KTP dan buku rekening. Selain itu, petani menandatangani surat permohonan pembayaran, kuitansi bermaterai, surat kuasa apabila nomor rekening tujuan transfer berbeda nama petani yang menjual gabahnya, dan syarat lainnya. Setelah semua persyaratan lengkap pembayaran dilakukan via transfer bank dengan estimasi waktu satu hingga dua hari,” ucapnya.
Ketua Forum Petani Kalasan, Janu Riyanto mengatakan sudah ada beberapa lahan pertanian yang melakukan panen.
Dia memperkirakan akan ada sekitar 200 ha lahan panen hingga April mendatang di Kapanewon Kalasan.
“Kami sudah dapat sosialisasi juga mengenai penyerapan gabah oleh Perum Bulog. Menurut saya dengan harga Rp6.500 per kilogram untuk GKP itu sudah bagus. Semoga petani bisa merasakan manfaatnya dengan harga tersebut,” kata Janu.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: harianjogja.com