Berdayakan Penyandang Disabilitas, Pemkot Jogja dan Baznas Hadirkan Z Coffee dan Z Chicken

Berdayakan Penyandang Disabilitas, Pemkot Jogja dan Baznas Hadirkan Z Coffee dan Z Chicken

Pemkot Jogja dan Baznas hadirkan Z Coffee dan Z Chicken untuk berdayakan penyandang disabilitas-Foto by warta.jogjakota.go.id-

Sementara itu Ketua Baznas RI Prof Noor Achmad mengatakan Baznas RI telah meluncurkan Gerakan Cinta Disabilitas yang melatih membaca Al Quran bagi tuna rungu dan tuna wicara. 

BACA JUGA :  UGM Gelar Konferensi Internasional IASFM, Bahas Migrasi Paksa Akibat Konflik Etnis dan Agama

BACA JUGA : Libur Panjang Akhir Januari, KAI Daop 6 Yogyakarta Siapkan Ratusan Tempat Duduk ke Berbagai Tujuan

Baznas RI juga memiliki program Z Coffee di 66 titik yang memberdayakan santri. Sedangkan di Kota Yogyakarta Z Coffee memberdayakan penyandang disabilitas.

“Yogya telah mengambil inisiasi disabilitas tidak hanya diajari agama baca Al Quran, tapi sekaligus usaha. Yang sekarang ini menunggu Z Coffee dan Z Chicken mereka terus bisa mengembangkan. Ada gairah untuk terus menikmati apa yang telah diberikan sekaligus bermasyarakat, berusaha dan beragama. Kekuatan ini yang kita kembangkan di kalangan disabilitas,” terang Noor Achmad.

Ketua Baznas Kota Yogyakarta Syamsul Azhari menambahkan Kafe Hening Baznas Kota Yogyakarta dibuka bersamaan dengan  peresmian MPP Kota Yogyakarta pada Oktober 2022. 

Kafe itu dikelola penyandang disabilitas tuna rungu. Bantuan modal dari Baznas RI dan Bank BPD DIY Syariah digunakan untuk meningkatkan pelayanan kepada konsumen dengan adanya Z Coffee dan Z Chicken. 

“Ini salah satu program unggulan dalam pemberdayaan ekonomi khususnya bagi difabel,” ujar Samsul.

Sambut Baik Layanan Z Coffee

Sedangkan penyandang tuna rungu yang mengelola Kafe Hening Baznas Kota Yogyakarta, Inas Arbalina dan Indah Meirasari melalui juru bahasa isyarat menyambut baik adanya layanan Z Coffe dan Z Chicken di Kafe Hening Baznas Kota Yogyakarta. 

BACA JUGA : Dishub Sleman Bakal Terima Satu Bus Sekolah Lagi Senilai Kurang Lebih Rp700 Juta

BACA JUGA : Sempat Melambung Tinggi, Harga Cabai Rawit Merah di Pasar Tradisional Sleman Mulai Turun Hari Ini

Mereka menilai keberadaan kafe itu tidak hanya memberi kesempatan untuk berdaya dengan bekerja. Tapi juga mengembangkan keterampilan, misalnya dilatih belajar membuat minuman kopi.

“Harapannya ke depan semoga bisa semakin banyak disabilitas yang ditampung di kafe ini, biar semakin inklusif. Pembeli berkomunikasi dengan bahasa isyarat. Kalau tidak bisa berkomunikasi dengan lancar, bisa ditulis pesanannya,” pungkas Inas dan Indah melalui juru bahasa isyarat.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: warta.jogjakota.go.id