50 Sekolah di Bantul Jadi Sasaran Program Satuan Pendidikan Aman Bencana Selama 2025
50 sekolah di Bantul jadi sasaran program satuan pendidikan aman bencana selama 2025--iStockphoto
Sementara Sekretaris BPBD Bantul Ribut Bimo Haryo Tejo menyatakan untuk ditetapkan sebagai sekolah yang telah menjalankan program SPAB, Ribut menyatakan ada 10 indikator yang harus dipenuhi. Sedangkan untuk SPAB rintisan, cukup memenuhi lima indikator tersebut.
Adapun indikator tersebut yaitu meningkatnya pengetahuan warga sekolah mengenai satuan pendidikan aman bencana, memiliki konstruksi yang memenuhi standar bangunan tahan gempa, memiliki sarpras, dan terkumpulnya informasi mengenai risiko, ancaman, dan kapasitas.
BACA JUGA : Antusias Tinggi Masyarakat, Dishub Bantul Berencana Tambah Jalur Baru Bus Sekolah
BACA JUGA : Pemkab Sleman Luncurkan Layanan Bus Sekolah Gratis Si Bulan, Ini Jalur dan Jam Keberangkatannya
Selain itu, ada kebijakan sekolah aman bencana, memiliki prosedur tetap, memiliki tim siaga bencana, serta memiliki peta dan jalur evakuasi. “Lalu ada media kampanye dan telah melakukan simulasi kebencanaan secara rutin,” katanya.
Untuk itu, sesuai dengan koordinasi antara BPBD, Disdikpora dan Komisi A DPRD Bantul, pada 2025 ada sebanyak 50 sekolah yang menjadi sasaran program SPAB.
“Untuk pelaksanaan, kami terus berkoordinasi dengan Disdikpora. Program ini jadi prioritas kami, karena belum semua terjamaah SPAB,” ungkap Ribut.
Ketua Komisi A DPRD Kabupaten Bantul Jumakir menyatakan, program SPAB pada 2025 menyasar 50 sekolah.
BACA JUGA : Tim Tamansari UNY Merancang Aplikasi Rapel di Sekolah untuk Mengatasi Masalah Sampah
Di mana, tidak hanya siswa yang dilibatkan dalam program SPAB, tapi guru juga terlibat dalam program itu.
Jumakir juga memastikan saat ini sudah ada 1.000 guru di Kabupaten Bantul yang telah menjalani bimbingan teknis (Bimtek) kebencanaan dan telah mengantongi sertifikat. Hal itu dilakukan sebagai upaya dari Pemkab dan DPRD Bantul untuk membentuk guru yang tangguh bencana.
“Harapannya, guru juga punya tanggung jawab untuk melindungi siswanya, ketika terjadi bencana di sekolah,” katanya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: harianjogja.com