Kurangi Angka Kasus Stunting, Pemkot Yogyakarta Gandeng Pelajar Untuk Antisipasi Sejak Dini

Kurangi Angka Kasus Stunting, Pemkot Yogyakarta Gandeng Pelajar Untuk Antisipasi Sejak Dini

Program pencegahan stunting di Yogyakarta tidak hanya menyasar balita, tetapi juga remaja putri sebagai langkah pencegahan dini-warta.jogjakota.go.id-

Langkah ini dipadukan dengan edukasi tentang ASI eksklusif, pemberian makanan tambahan (PMT), dan sinergi lintas sektor.

“Kami berencana memperkuat peran peer konselor atau teman sebaya dari kalangan remaja, OSIS di sekolah-sekolah tentu bekerja sama dengan Dinas Pendidikan dan Pemuda (Dindikpora). Ini akan menjadi program jangka panjang, jadi masih awal-awal proses komunikasi, dan ini prosesnya masih panjang. Tapi harapannya remaja menjadi pelopor untuk menggerakkan kebiasaan baik, seperti konsumsi tablet tambah darah,” jelas Paramita.

BACA JUGA : Dinkes Bantul Catat Angka Prevalensi Stunting Alami Peningkatan 0,27 Persen di Agustus 2024

BACA JUGA : Kasus Stunting Meningkat di Bantul, Dinas Kesehatan Sebut Penyebabnya Sangat Kompleks

Paramita menjelaskan edukasi gizi diberikan kepada remaja putri untuk mencegah anemia, yang nantinya bisa menjadi salah satu faktor risiko stunting.

Kasus anemia pada remaja putri berhasil ditekan dari 29,5 persen pada 2023 menjadi 25,67 persen pada 2024 melalui konsumsi tablet tambah darah.

“Program ANC terpadu untuk ibu hamil dan pemantauan pertumbuhan balita melalui posyandu terus diperkuat. Sweeping imunisasi juga dilakukan untuk memastikan cakupan yang optimal. Selain itu juga menargetkan peningkatan pemberian ASI eksklusif, yang saat ini berada di angka 79 persen, sedikit di bawah target nasional 80 persen,” lanjutnya.

Paramita menyebutkan penguatan edukasi terkait gizi juga dilakukan bekerja sama dengan TP PKK Kota Yogyakarta. “Penguatan ini untuk kader-kader PKK di kelurahan. Kami (Dinas Kesehatan) tidak bisa seutuhnya menggerakkan wiayah-wilayah, tapi mereka (kader-kader PKK) yang bisa. Mereka yang berada dilingkungan itu tentu akan lebih mengerti kondisi dan kebutuhan,” tambahnya.

BACA JUGA : Percepat Penurunan Stunting, Wakil Gubernur DIY Ajak Jajarannya Gunakan Bahasa Membumi

BACA JUGA : DIY Upayakan Prevalensi Stunting 14 Persen Pada Akhir Tahun 2024

Pihaknya juga nenyebutkan bahwa Pemerintah Kota Yogyakarta mengalokasikan anggaran dari DAK Non Fisik untuk pemberian makanan tambahan (PMT) kepada ibu hamil dengan anemia atau kekurangan energi kronis (KEK), serta baduta yang mengalami masalah gizi. Danais juga diberikan kepada kelurahan untuk membantu keluarga yang berisiko stunting.

“DAK Non Fisik memiliki keterbatasan, sehingga membutuhkan dukungan dari berbagai sektor. Dengan kerja sama lintas sektor, perangkat daerah terkait termasuk korporasi, pengentasan masalah stunting akan lebih optimal,” tegas Iswari.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: warta.jogjakota.go.id