Pemkab Bantul Segera Keluarkan Perda Dalam Atasi Abrasi Pantai
Kondisi Pantai Depok, Bantul saat setelah diterjang abrasi pada beberapa waktu yang lalu-jogjapolitan.harianjogja.com-
“Karena wilayah pesisir merupakan salah satu kawasan strategis untuk pariwisata dan aktivitas ekonomi lokal,” jelasnya.
Untuk melakukan penanganan dan penataan, Agus memastikan Pemkab juga mempertimbangkan potensi-potensi abrasi, pola angin dan gelombang.
BACA JUGA : Hujan Terbawa Arus Sungai, Tumpukan Sampah di Pantai Parangtritis Capai 3 Ton
BACA JUGA : De Flava Resmi Dibuka, Resto & Bar dengan Nuansa Vintage Mexico Hadir di Pantai Slili Gunungkidul
Sehingga nantinya akan bisa didapatkan terkait jarak aman untuk fasilitas pelayanan masyarakat. “Nantinya ini akan jadi acuan dalam penyusunan kebijakan yang komprehensif dan berkelanjutan,” ungkapnya.
Sementara berdasarkan kajian dari BPBD Bantul, potensi abrasi selama ini terjadi di pantai selatan Bantul. Analis Mitigasi Bencana BPBD Bnatul Malichah Kurnia Pratiwi mengungkapkan, potensi abrasi di Bantul per tahun mencapai 2,3 meter per tahun. Potensi abrasi ini terjadi di Pantai Pandansimo, Kwaru, Samas hingga Parangtritis.
Malichah juga mengungkapkan jika abrasi juga dipengaruhi oleh suplai sedimen yang terbatas dari hulu. Hal ini pula yang menyebabkan tingginya laju abrasi di Bantul.
“Dari BPBD kami sudah berupaya dengan memberikan sosialisasi terkait abrasi kepada masyarakat sekitar,” ungkapnya.
BACA JUGA : Cuaca Ekstrem Buat Banjir Sampah di Pantai Selatan Bantul, Pemkab Belum Tambah Petugas Kebersihan
BACA JUGA : Waspadai Palung, Wisatawan Pantai Selatan Dilarang Berenang
Berdampak ke Objek Wisata
Kepala Dinas Pariwisata Kabupaten Bantul Saryadi mengatakan, tingginya abrasi telah berdampak kepada penurunan wisatawan ke objek wisata Pantai Kuwaru. Pantai yang ada di Kapanewon Srandakan tersebut saat ini mulai ditinggalkan pengunjung karena adanya abrasi.
“Dan, untuk penyelesaiannya adalah penataan kembali bangunan-bangunan di sepanjang panyai agar perhatikan dengan sepadan pantai,” katanya.
Suryadi mengakui jika selama ini banyak bangunan-bangunan yang terdiri dekat dengan pantai dan jaraknya dengan pantai terlalu dekat. Oleh karena itu, dibutuhkan pengoptimalan edukasi kepada para pemilik bangunan terkait bahaya abrasi.
“Tapi, ini kan tidak hanya jadi tanggung jawab kami saja. karena ini melibatkan banyak OPD [Organisasi Perangkat Daerah] lainnya,” ungkap Saryadi.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: harianjogja.com