Pariwisata Terus Jadi Sorotan, Wujudkan DIY Sebagai Destinasi Wisata Ramah Muslim
Focus group discussion (FGD) yang mendiskusikan tentang Pariwisata Ramah Muslim-jogjapolitan.harianjogja.com-
Walaupun Upah Minimum Kabupaten (UMK) naik sebesar 6,5%, perlu ada pengkajian uang terhadap kebijakan ini agar tidak semakin membebani sektor pariwisata.
Ketua Umum MES DIY, Prof. Dr. Edy Suandi Hamid, M.Ec., dalam sambutannya, sejalan dengan Budiharto yang menekankan pentingnya pariwisata sebagai sektor utama perekonomian.
BACA JUGA : Sultan HB X Apresiasi Peran Haedar Nashir dalam Nilai Universal Islam dan Kemanusiaan
BACA JUGA : Dubes Rumania Berkunjung ke DIY, Jajaki Kerja Sama di Bidang Budaya dan Pendidikan
“Kontribusi pariwisata dan pendidik terhadap produk Domestik Regional Bruto (PDRB) DIY mencapai lebih dari 25%. Pariwisata yang dahulu dianggap kebutuhan tersier kini menjadi kebutuhan primer, khususnya bagi wisatawan mancanegara,” ungkapnya.
Ia juga menambahkan, “Jogja memiliki kekuatan dalam bidang pariwisata, termasuk Muslim-friendly tourism, halal tourism dan quality tourism. Tetapi sektor ini harus terus distimulus karena peringkatnya menurun. Pendidikan di Jogja sekarang mungkin sudah berjalan autopilot sehingga tidak membutuhkan fokus yang ekstra, sementara potensi halal tourism DIY inilah yang harus digarap bersama,” jelasnya.
Rektor Universitas Widya Mataram (UWM) ini juga menjelaskan, “Penduduk Muslim di Indonesia dan global sangat besar sehingga permintaan wisata ramah Muslim terus meningkat. Kita bisa melihat contoh dari Jepang dan Thailand yang telah sukses mengintegrasikan konsep ini ke dalam strategi pariwisata mereka,” katanya.
Menurutnya, DIY telah menunjukkan kemajuan dengan adanya fasilitas seperti musala di mal dan kegiatan pengajian yang tidak mengganggu pengunjung lainnya.
BACA JUGA : Respon Ganjar Soal Pemecatan Jokowi, Megawati Dianggap Konsisten
BACA JUGA : Tinjau Layanan Umum, Menteri Sosial Saifullah Yusuf Lakukan Kunjungan Kerja ke Yogyakarta
“Saya berharap diskusi ini menghasilkan langkah konkret untuk mengembangkan halal friendly tourism di DIY,” pungkasnya.
Sementara itu, Arif Sulfiantono dari Dinas Pariwisata DIY, menggarisbawahi pentingnya inovasi dalam pengelolaan destinasi wisata. “Arah kebijakan pariwisata DIY adalah menuju wisata berkualitas, berkelanjutan, inklusif, dan berbasis digital. Desa wisata di DIY pun terus mendapatkan pengakuan di tingkat nasional maupun internasional,” jelasnya.
Diskusi yang dimoderatori Ketua Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) DIY, Taufik Ridwan juga menghadirkan pandangan Coach Wulan dari MES DIY.
Dia menekankan pentingnya dukungan pemerintah dalam memajukan wisata ramah muslim. “Pemerintah saat ini mendukung perkembangan pariwisata ramah muslim sudah dilirik karena banyak wisatawan yang berwisata ke tempat yang menyediakan fasilitas sesuai keyakinan mereka,” ujarnya.
BACA JUGA : Universitas Malaya Kunjungi Yogyakarta, Rencana Adakan Penelitian dan Kerja Sama
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: harianjogja.com