DLH Kota Jogja Gelar Lomba Fashion Show Bank Sampah, Tampilkan Berbagai Kreasi Busana dari Sampah
Para peserta lomba fashion show bank sampah yang digelar oleh DLH Kota Jogja-jogjapolitan.harianjogja.com-
Ketua Bank Sampah Mas Darling RW 11 Kelurahan Muja-Muju, Yanti Mugiono, menyampaikan turut membawakan busana dengan tema Putri Kupu-Kupu.
Untuk kamisol dibuat dengan memanfaatkan saset kopi bekas. Adapun untuk bagian sayapnya memanfaatkan bungkusan dari deterjen.
Bahan tambahan koran diletakkan pada properti yang menempel pada tongkat dan busana. Yanti mengungkapkan proses pembuatan busana dari sampah ini membutuhkan waktu hingga 30 hari.
“Dari mulai bikin ragangan-nya [kerangka], mengumpulkan sasetnya, menentukan temanya. Proses pembuatan turut melibatkan pengurus PKK yang juga menjadi nasabah Bank Sampah Mas Darling,” ujar Yanti.
Yanti mengaku tidak menemukan kendala berarti dalam proses pembuatan. Ini juga bukan kali pertama Bank Sampah Mas Darling mengikuti berbagai kompetisi tentang sampah.
Sebelumnya, bank sampah milik warga RW 11 Kelurahan Muja-Muju ini berhasil menyabet berbagai penghargaan baik di tingkat Kota Jogja maupun hingga tingkat nasional.
BACA JUGA : Pilkada 2024 Sleman Berlangsung Sebentar Lagi, Warga Diminta Tetap Jaga Keharmonisan
BACA JUGA : Forum Kerukunan Umat Beragama Bantul Gelar FGD Demi Ciptakan Pilkada 2024 yang Aman dan Nyaman
Yanti menuturkan suksesnya Bank Sampah Mas Darling dalam mengelola sampah tidak lepas dari kekompakan pengurus dan juga nasabah bank sampah lainnya.
Dari 200-an KK yang bernaung di RW 11, setidaknya sudah ada 146 KK yang menjadi nasabah tetap. Untuk penimbangan sampah dilakukan satu kali sebulan.
“Yang belum jadi nasabah, tetap kami dorong untuk menjadi nasabah. yang belum itu karena mereka pendatang, keluarga kecil, dan tidak punya sampah. Hanya diikutkan ke tetangga yang sudah jadi nasabah,” jelasnya.
Yanti menyampaikan kesadaran warga untuk melakukan pemilahan sampah juga sudah tinggi. “Sampah anorganik yang tidak laku oleh pelapak dijadikan barang kerajinan seperti ini. Sampah saset dibuat menjadi tikar, karpet, tempat tisu, tas. Kami meresycle dari sampah yang tidak berguna diubah menjadi barang yang bermanfaat,” ungkapnya.
Yanti tidak tahu persis berapa untuk jumlah sampah yang berhasil ditekan dengan melalui berbagai pengolahan yang dilakukan oleh bank sampah.
Namun, ia tetap merasakan terjadinya pengurangan sampah yang signifikan terutama ketika hendak diambil pelapak.
BACA JUGA : Rampung Tepat Waktu, Perbaikan Ruas Jalan Godean di Yogyakarta Hadir dengan Wajah Baru
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: harianjogja.com