Jadi Lokasi Shalat Idul Adha Presiden Jokowi, Ini Dia Sejarah Lengkap dari Istana Kepresidenan Yogyakarta

Jadi Lokasi Shalat Idul Adha Presiden Jokowi, Ini Dia Sejarah Lengkap dari Istana Kepresidenan Yogyakarta

Sejarah Istana Kepresidenan Yogyakarta--Foto by Tribun Jogja

diswayjogja.com - Gedung Agung atau lebih dikenal sebagai Istana Kepresidenan Yogyakarta menjadi lokasi salat Idul Adha Presiden Joko Widodo (Jokowi) tahun ini. 

Jokowi dan keluarganya melaksanakan salat Idul Adha 1444 Hijriah di halaman Istana Kepresidenan Yogyakarta (Gedung Agung) bersama masyarakat.

Beralamat lengkap di Jalan Ahmad Yani, Ngupasan, Kemantren Gondomanan, Kota Yogyakarta, Daerah Istimewa Yogyakarta, gedung ini menjadi saksi bisu berbagai kejadian bersejarah Indonesia, khususnya yang terjadi di Yogyakarta. 

Namun, bagaimana sih sejarah Istana Kepresidenan Yogyakarta ini sendiri? Biar tak penasaran, yuk, simak ulasan lengkapnya berikut ini.

BACA JUGA : Jalur dan Rute Trans Jogja ke Kampus, Sekolah, dan Destinasi Wisata di Jogja dan Sekitarnya, Cek Lengkapnya

BACA JUGA : 5 Kuliner Malam di Jogja Paling Terkenal, Legendaris dan Rasanya Autentik

1. Dibangun Sejak Perjanjian Giyanti

Megah, siapa sangka kalau Istana Kepresidenan Yogyakarta ini dibangun sejak ditandatanganinya Perjanjian Giyanti tepatnya 13 Februari 1755. 

Proses pembangunannya tak sebentar, memakan waktu sampai 30 tahun dengan arsiteknya bernama A Payen. 

Dilansir laman Kementerian Sekretariat Negara Republik Indonesia, Gubernur Jenderal Hindia Belanda pada saat itu ingin sebuah gedung dengan gaya bangunan mengikuti arsitektur Eropa tapi disesuaikan pada iklim tropis.

Pada masa pendudukan Belanda, gedung ini semula adalah kediaman Anthonie Hendriks Smissaert yang menjabat sebagai Residen Ke-18 di Yogyakarta (1823-1825). 

Kelanjutan pembangunan dari rumah ini sempat tertunda akibat pecahnya Perang Diponegoro (1825-1830) dan dilanjutkan kembali pada tahun 1832.

Bahkan di tanggal 10 Juni 1867, Yogyakarta mengalami musibah gempa bumi sebanyak dua kali yang mengakibatkan beberapa sisinya ambruk. 

Pembangunan kembali dilakukan dan rampung tahun 1869. Bangunan ini yang kemudian menjadi Gedung Induk Kompleks Istana Kepresidenan Yogyakarta atau yang saat ini disebut Gedung Negara.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: idntimes.com