Meniliki Sejarah Candi Banyunibo, Peninggalan Zaman Kerajaan Mataram Kuno
Sejarah dari Candi Banyunibo yang berada di Sleman, Yogyakarta-timesindonesia.co.id-
Nama "Banyunibo" sendiri mengandung makna "air jatuh menetes" dalam bahasa Jawa, meskipun tidak ada tanda-tanda tetesan air atau pun sumber air di sekitar bangunan candi tersebut.
Penemuan candi ini terjadi ketika semua bangunannya telah roboh, dan proses penggalian serta penelitiannya dimulai pada tahun 1940-an.
BACA JUGA : Pelatih Baru PSS Sleman Mampu Membangkitkan Semangat Juang Pemain Keluar Dari Zona Degradasi
BACA JUGA : Mengenal Batik Sinom Parijotho dari Sleman, Motif Bunga Parijotho Jadi Center of Interest
Pada Candi Banyunibo terdapat unsur Hindu yaitu adanya arca nandi yang terlihat di sepanjang jalan menuju pos penjagaan. Hampir setiap bagian candi dihiasi dengan berbagai macam ornamen dan relief.
Candi Banyunibo memiliki dinding penampik relief di sebelah kanan dan kiri dinding candi. Untuk sebelah kanan candi, menggunakan relief seorang wanita yang dikerumuni anak-anak.
Sedangkan pada bagian sebelah kiri candi, terdapat relief yang berupa seorang pria dalam posisi duduk. Kedua pahatan relief ini menggambarkan Hariti, dewi kesuburan dan suaminya, Vaisarvana dalam ajaran agama Buddha.
Pada dinding bagian luar candi ada sebuah arca Boddhisatva. Sementara pada dinding bilik candi bagian utara, timur dan selatan terdapat relung yang menonjol keluar serta bingkai kalamakara untuk menaruh arca.
BACA JUGA : Naikkan Level Fisik Pemain, PSS Sleman Datangkan Pelatih Khusus Fisik Asal Brasil
BACA JUGA : 5 Jenis Motif Batik Khas Sleman, Terinspirasi Dari Sumber Daya Alam yang Kaya
Pada bagian kaki candi, dindingnya dibagi menjadi beberapa bidang yang dihiasi dengan pahatan berupa motif tumbuh-tumbuhan yang muncul dari pot bunga.
Sementara untuk bangunan utama dari Candi Banyunibo ini menghadap ke arah barat dan terletak di antara ladang tebu dan sawah.
Dari reruntuhan di sekitarnya, diperkirakan ada enam candi perwara berbentuk stupa yang mengelilingi candi utama di bagian selatan dan timur.
Sayangnya, candi perwara ini terbuat dari batu putih yang mudah aus, berbeda dengan batu andesit yang digunakan untuk candi utama.
Selain itu, di sebelah utara candi, terdapat tembok batu sepanjang 65 meter yang membentang dari barat ke timur.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: traveloka.com