Warga Ciomas Brebes Mulai Kesulitan Air, Terpaksa Pakai Sisa Air Sungai

Warga Ciomas Brebes Mulai Kesulitan Air, Terpaksa Pakai Sisa Air Sungai

ANGKUT AIR- Warga mengangkut air dari sumur kecil disekitar aliran sungai untuk dimanfaatkan sebagai sumber air seiring menyusutnya debit air bersih di pemukiman mereka.-TEGUH SUPRIYANTO/RADAR BREBES-

BANTARKAWUNG, DISWAYJOGJA - Kemarau panjang sangat berdampak pada ketersediaan air bersih. Kondisi tersebut sebagaimana dirasakan oleh sebagian warga Desa Ciomas, Kecamatan Bantarkawung, Kabupaten Brebes.

Sumber air bersih yang biasa mereka gunakan di pemukiman mulai mengalami penyusutan. Beberapa diantaranya bahkan sudah kering. Akibatnya, warga terpaksa memanfaatkan aliran Sungai Ciraja yang melintas desa setempat, untuk dapat memenuhi kebutuhan air.

BACA JUGA:Layanan Air Bersih untuk 702 Rumah, Dua Kecamatan di Brebes Dianggarkan Hampir Rp 4 Miliar

”Dua pekan terakhir ini kondisi semakin terasa, dimana sumur sudah kering sehingga tidak bisa mencukupi untuk kebutuhan harian," ungkap Supriyandi, 44, warga RT 02 RW 02 Desa Ciomas, Rabu, 31 Juli 2024.

Supriyandi mengatakan saat ini dirinya sangat kesulitan mendapatkan air bersih untuk dipergunakan keperluan sehari-hari bagi keluarganya. "Kami terpaksa membuat sumur kecil di tengah aliran Kali Ciraja. Sengaja dilakukan daripada hanya mengandalkan langsung air yang mengalir, dengan harapan air yang didapat lebih bersih," jelasnya.

Dikatakan, kesulitan didalam mendapatkan air bersih mulai dirasakan semenjak tidak turunnya hujan mulai awal Juli lalu. Dalam sehari di terpaksa harus bolak-balik dari rumahnya menuju sungai dengan jarak lebih dari 300 meter.

Kaur Umum Pemdes Ciomas, Kholid, membenarkan kondisi yang dialami warganya tersebut. Dikatakan, demi untuk tetap bisa memenuhi kebutuhan air, saat ini warga memanfaatkan air sungai untuk keperluan cuci, mandi hingga memasak. Sedangkan air sumur maupun Pamsimas, tidak dapat lagi memenuhi kebutuhan warga.

"Kondisi paling terasa dampak kekeringan ini, ada di wilayah RW 02 sekitar 275 Kepala Keluarga (KK) atau sekitar 750 jiwa. Sedangkan untuk RW 01, masih bisa memanfaat Pamsimas," jelasnya.

BACA JUGA:Debit Air Sungai Menurun, Petani Desa Kalinusu Brebes Semakin Kesulitan

Diakui Cholid, kondisi tersebut cukup mengkhawatirkan. Pasalnya, meski hanya dimanfaatkan sebatas keperluan cuci dan mandi, namun keberadaan air sungai dikhawatirkan akan menimbulkan permasalahan khususnya terkait gangguan kesehatan bagi warga.

"Terlebih pada musim kemarau ini, dimana penyebaran penyakit baik melalui udara maupun limbah rumah tangga bisa langsung tercampur ke air sungai," ucapnya.

Terkait kondisi tersebut, pihaknya terus melakukan pemantauan di wilayahnya, disamping juga melakukan koordinasi dengan instansi terkait di dalam menghadapi kendala krisis air bersih di musim kemarau ini. Pemdes juga sudah mengajukan bantuan pembangunan sarana air bersih, namun belum dapat terealisasi.

"Kita terus pantau, terutama cakupan wilayah yang semakin kesulitan air bersih. Selanjutkan akan dilakukan permohonan bantuan air bersih, jika kondisinya semakin parah," pungkasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: