Turunnya Harga Beras, Tembakau dan Transportasi Jadi Penyumbang Deflasi di DIY

Turunnya Harga Beras, Tembakau dan Transportasi Jadi Penyumbang Deflasi di DIY

Harga beras di DIY mengalami turun dan menjadi salah satu penyebab terjadinya deflasi sebesar 0,08 persen.-DOK.-

 

DISWAYJOGJA - Turunnya harga beras di DIY menjadi salah satu penyebab terjadinya deflasi sebesar 0,08 persen secara bulanan atau month-to-month per Mei 2024. Selain beras, komoditas lain yang menyumbang deflasi menurut BPS DIY adalah tembakau dan transportasi.

 

Kepala BPD DIY Herum Fajarwati menyebut, pada Mei 2024, terjadi inflasi m-to-m sebesar -0,08 persen, inflasi y-on-y sebesar 2,28 persen dan inflasi y-to-d sebesar 0,81 persen. Penyumbang utama deflasi bulan Mei 2024 secara m-to-m dari kelompok Transportasi memiliki andil -0,15 persen, dari angkutan antar kota, dan tarif kereta api.

BACA JUGA:Tugas 2 Pj Bupati Kembali Diperpanjang, Pj Gubernur Jateng: Perhatikan Inflasi, Kemiskinan, dan Pilkada

 

Deflasi juga disebabkan oleh harga tomat yang memberikan andil 0,07 persen, daging ayam ras, cabai rawit menyumbang 0,03 persen, tarif kereta api 0,02 persen, tempe, buncis, bakso mentah, dan cabai hijau masing-masing memberikan andil deflasi 0,01 persen.

 

“Pada bulan Mei 2024 ini merupakan deflasi DIY yang kedua. Sebelumnya deflasi terjadi di Januari 2024. Hal ini disebabkan adanya panen raya di Gunungkidul pada bulan Mei, dan di kabupaten  yang lain juga terjadi panen raya. Ini mengakibatkan harga beras turun, sehingga deflasi terjadi. Harga beras memberikan andil deflasi sebesar 0,15 persen,” jelas Herum, Senin, 3 Juni 2024 di Kantor BPS DIY, Bantul.

 

Herum menjelaskan, deflasi yang terjadi pada Mei 2024 ini menyebabkan kestabilan kondisi ekonomi. Sebab, pada April lalu, sempat terjadi inflasi karena bertepatan dengan libur hari raya Idul fitri.

 

Pada beberapa bulan kedepan, meski diprediksi akan terjadi kekeringan, tetapi Herum berharap inflasi akan tetapl terkendali. Dengan begitu, akan terdapat dampak positif, yaitu ekonomi tetap berkembang, daya beli tidak turun, sehingga kesejahteraan petani dan kondisi ekonomi masyarakat tetap meningkat.

BACA JUGA:Jelang Idul Fitri, Inflasi Mont To Month di DIY pada Maret 2024 Capai 0,43 %

 

”Dampak deflasi yang paling bisa dirasakan masyarakat adalah membuat harga-harga akan cenderung turun. Kalau harga beras turun untuk tidak punya sawah itu menguntungkan tapi yang punya sawah ya berdampak terhadap nilai tukar petani. Tetapi kita tahu jumlah petani di DIY tidak hanya menanam gabah saja tetapi juga komoditas lainnya seperti minyak kelapa dan sebagainya yang cenderung naik. Peternakan juga baik, jadi menurut saya ini bagus dan seimbang,” tutur Herum.

 

Kondisi DIY di beberapa bulan kedepan, Herum tidak dapat memastikan, apakah akan terjadi deflasi kembali atau justru terjadi inflasi. Hal ini karena, DIY adalah daerah wisata dan pendidikan dan banyak event yang digelar. Apalagi, untuk kondisi panen di Juni juga masih akan terjadi.

 

Perkembangan perekonomian tersebut juga sangat dipengaruhi oleh perubahan musim. Selain itu, kondisi panen, event hari raya, dan musim liburan juga mempengaruhi. Hal inilah yang menurut Herum menjadi pekerjaan besar bagi TPID DIY untuk memastikan inflasi di DIY terkendali.

 

“TPID itu adalah mengendalikan inflasi, bukan peniadaan inflasi. Inflasi harus tapi terkendali supaya ekonomi tetap berjalan. Di sisi lain, daya beli masyarakat tetap terjaga. Asumsi ideal yang ditetapkan oleh pemerintah yaitu 2,5 plus minus 1,” ungkapnya. (*)

 

 

 

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: