Sejarah Kue Keranjang Setiap Tahun Baru Imlek, Bulat Merupakan Suatu Simbol dari Kebersamaan

Sejarah Kue Keranjang Setiap Tahun Baru Imlek, Bulat Merupakan Suatu Simbol dari Kebersamaan

Salah satu pembuat kue keranjang legendaris yang masih eksis yakni Jimmy Sutanto.-DOK.-

DISWAYJOGJA – Kue Keranjang tak pernah absen dalam setiap perayaan Tahun Baru Imlek. Kue beras manis itu selalu hadir sebagai perlambang kebersamaan menuju kehidupan yang lebih baik dan sejahtera.

Tak heran jika setiap keluarga pasti membeli atau membuat kue ini untuk imlek, lalu membawanya ketika mengunjungi kerabat dan kolega. 

Salah satu pembuat kue keranjang legendaris yang masih eksis yakni Jimmy Sutanto. Jimmy adalah generasi ketiga pembuat kue keranjang dengan memanfaatkan eks pabrik roti Arkansas millik sang kakek yang pernah berjaya pada era 1950 silam. 

BACA JUGA:Jelang Tahun Baru Imlek, Hotel Bintang 4 di Magelang Ini Hadirkan Promo Menarik

Setelahnya, pada 1960-an, sang ayah memanfaatkan pabrik roti yang berada di Kampung Ketandan untuk membuat kue keranjang sampai saat ini. Saat ditemui di rumahnya yang tak jauh dari pabrik pada Rabu siang, 7 Februari 2024 lalu, dengan penuh semangat, Jimmy menceritakan sejarah kue keranjang beserta maknanya.

Ada beberapa versi tentang asal muasal kue kerangjang. Versi yang diketahuinya berawal dari peristiwa meluapnya dua sungai kuno di China. Yaitu, Sungai Yangtze dan Sungai Kuning. Bencana alam tersebut membuat rakyat kelaparan.

Menghadapi kondisi tersebut, dibuatlah kue keranjang berbahan dasar utama tepung beras ketan dengan gula. Selain berbahan dasar sederhana, kue ini awet disimpan selama setahun. 

Kue keranjang berbentuk bulat itu merupakan suatu simbol dari kebersamaan. Maknanya menunjukkan harapan akan kebersamaan seluruh anggota keluarga saat perayaan Imlek.

“Perayaan Imlek seperti Idul Fitri. Malam sebelum Imlek adalah kesempatan untuk kumpul keluarga. Jika ada anak atau cucu dan sebagainya yang merantau harus berusaha untuk kembali dan bertemu seperti mudik lebaran,” ujar Jimmy.

BACA JUGA:Nikmatin Objek Wisata Terbaru 2024 Di Jogja Ala Backpacker! Cuma Bayar Rp50 Ribu Aja?

Meski berbahan dasar sederhana, proses pembuatan kue keranjang ternyata membutuhkan waktu yang cukup lama. Adonan kue yang telah dicampur dan dimasukkan dalam cetakan dilapisi kertas kaca lalu dikukus dalam tungku kayu setidaknya 10 jam. 

Lamanya pengukusan penting untuk menentukan kematangan dan warna kue. Setelah matang didiamkan sebelum dikemas dan ditutup dengan stiker ucapan Imlek.

BACA JUGA:Legit, Kue Apem Wanarata Pemalang dari Gula Aren Makin Banyak Peminat

”Nama kue keranjang dari pembuatannya yang menggunakan cetakan keranjang. Namun kini, demi efisiensi dan efektivitas, cetakan aluminium menggunakan bahan aluminium, sehingga dapat digunakan berulang-ulang,” kata Ketua Perhimpunan Fuqing Yogyakarta ini. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: