Singgah di Taman Tino Sidin Yogyakarta, Merawat Semangat Sang Guru Gambar
Taman Tino Sidin didirikan atas inisiatif keluarga Tino dengan konsep lebih dekat, seperti singgah ke rumah Tino sembari mengenal lebih dekat sosok dan peran ayah lima putri tersebut.-DOK.-
DISWAYJOGJA – Nama Tino Sidin selalu melekat dalam ingatan generasi era 1970 hingga 1990-an. Sebagai pemandu acara Gemar Menggambar yang disiarkan TVRI, Tino Sidin secara tak langsung telah menjadi guru gambar bagi banyak anak seantero negeri pada masa tersebut.
Kini nama Tino Sidin menjadi taman di Yogyakarta. Taman Tino Sidin didirikan atas inisiatif keluarga Tino dengan konsep lebih dekat, seperti singgah ke rumah Tino sembari mengenal lebih dekat sosok dan peran ayah lima putri tersebut. Khususnya kepada generasi sekarang yang tak tahu siapa itu Tino.
”Cita-cita Bapak agar Taman Tino Sidin nyata ada, berkembang dan bermanfaat sampai sekarang masih menjadi harapan besar keluarga,” kata Panca Takariyati Sidin, anak kelima Tino Sidin yang akrab dipanggil Titik Sidin.
Titik menjelaskan, Tino dilahirkan di Tebing Tinggi, Sumatera Utara, pada 25 November 1925. Mulanya belajar melukis secara otodidak. Tino baru belajar melukis secara formal di Akademi Seni Rupa Indonesia (ASRI) Yogyakarta pada 1961 atau ketika umurnya sudah 36 tahun. Di Yogyakarta, selain melukis, Tino juga menjadi guru menggambar bagi anak-anak.
Menurut Titik, Tino pertama kali mengajar anak-anak menggambar sekitar 1969 di Galeri Seni Sono Yogyakarta. Di tahun tersebut, dirinya diminta mengisi acara Gemar Menggambar di TVRI Yogyakarta. Sekitar 10 tahun kemudian, acara itu diambil alih TVRI pusat di Jakarta, sehingga Tino kian dikenal sebagai guru menggambar anak-anak yang legendaris. Kemudian Sang guru gambar berpulang pada 1995 sehingga ia tak lagi bisa mengajar menggambar.
Namun, warisan dan semangat Tino Sidin ternyata terus dirawat melalui beragam bentuk hingga sekarang. Salah satunya mewujudkan ide membuat sebuah taman untuk menaungi sanggar asuhannya.
Akhirnya pada 4 Oktober 2014, Taman Tino Sidin resmi dibuka dan berada di rumah yang telah ditempati Tino sejak 1981 yang beralamatkan di jalan Tino Sidin 297 Kadipiro Ngestiharjo Kasihan Bantul.
Selaku pengelola Taman Tino Sidin, Titik menyampaikan tak hanya sekadar museum dan wisata edukasi, Taman Tino Sidin diharapkan menjadi tempat mekar dan berseminya kreativitas khususnya anak-anak. Dari taman ini, kata-kata ' Ya Bagus!' , ' Teruskan, jangan takut -takut!' dan garis lurus serta garis lurus yang menjadi slogan pak Tino kembali digaungkan. Hal ini guna menginspirasi anak-anak untuk gemar menggambar tanpa rasa takut, bebas berimajinasi dan penuh suka cita.
Pada saat singgah ke Taman Tino Sidin, lanjut dia, pengujung akan dibawa tour berkeliling museum yang menghadirkan foto, lukisan dan benda-benda yang bisa bercerita tentang siapa Tino.
Menariknya, pengunjung seolah-olah diajak menggambar langsung oleh Tino melalui siaran yang ditayangkan di TVRI. Hasil dari menggambar masing-masing pengunjung tersebut dapat dibawa pulang sebagai souvenir dari Taman Tino Sidin.
Koleksi yang ditampilkan di Taman Tino Sidin yaitu 115 sketsa hitam putih, 35 sketsa cat, 32 lukisan, koleksi buku menggambar Tino, komik, foto-foto, kliping media massa, surat pribadi, sertifikat maupun penghargaan yang diterima Tino. Taman ini juga menyimpan memorabilia Tino mulai dari koleksi topi baret, kacamata, cat dan kuas yang pernah digunakannya. Secara umum, museum dan galeri seni ini menyajikan seluruh aspek kehidupan Tino, bahkan yang belum banyak diketahui khalayak.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: