Yusuf Al Baihaqi Tangani Pendangkalan Dermaga, Keluarkan Kocek Pribadi untuk Datangkan Mesin Pengeruk

Yusuf Al Baihaqi Tangani Pendangkalan Dermaga, Keluarkan Kocek Pribadi untuk Datangkan Mesin Pengeruk

AWASI PENGERUKAN - Anggota DPRD Kota Tegal Yusuf Al Baihaqi mengawasi pengerukan Dermaga Muarareja, Kamis (21/12).-K. ANAM SYAHMADANI/RADAR TEGAL -

TEGAL, DISWAYJOGJA - Sudah menjadi tugas wakil rakyat untuk menindaklanjuti aspirasi yang datang dari masyarakat. Tugas tersebut sebagaimana telah ditunaikan oleh Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kota Tegal Yusuf Al Baihaqi yang turun tangan mengatasi pendangkalan Dermaga Muarareja di Kelurahan Muarareja, Kecamatan Tegal Barat, Kota Tegal.

BACA JUGA:5 Kompor Listrik Mini Terbaik Solusi Memasak Praktis Sesuai dengan Dapur Minimalis

Bunyi mesin pengeruk atau excavator terdengar bersautan dengan bunyi mesin perajin yang tengah membuat kapal berbahan kayu di salah satu sudut Jalan Brawijaya, atau tepatnya di Gang Muara 17, RT 2, RW 2, Kelurahan Muarareja, Kecamatan Tegal Barat, Kota Tegal, sebuah kelurahan yang sebagian besar penduduknya berprofesi sebagai nelayan, Kamis pagi (21/12/2023).

BACA JUGA:Tiap Hari Diteror DC Pinjol? Segera Lakukan 3 Langkah Ini

Di sebuah warung, seorang lelaki sedang menikmati kopi yang tampak baru diseduh. Di belakang warung itu, satu unit excavator berwarna kuning tengah menjalankan tugas mengeruk Dermaga Muarareja yang mengalami pendangkalan cukup parah. Lumpur-lumpur berwarna hitam pekat diangkat dari kolam dan selanjutnya diangkut menggunakan truk.

BACA JUGA:11 Hari Jelang Masa Purna, Bupati Tegal Umi Azizah Lantik 135 Pejabat

Dari pinggir dermaga seorang pria berbaju putih mengawasi dengan seksama. Dia adalah Anggota DPRD Kota Tegal Yusuf Al Baihaqi. Legislator dari Fraksi PKB inilah yang mendatangkan excavator untuk mengeruk dermaga tersebut. Sebagai putra daerah, Yusuf merasa berkewajiban turun tangan memenuhi harapan nelayan yang bertahun-tahun menantikan dikeruknya dermaga.

Selama ini, pendangkalan dermaga kerap menghambat aktivitas nelayan. Bahkan tidak sedikit kapal yang akhirnya terpaksa batal melaut karena akses keluar terhambat. Sesama nelayan juga terkadang cekcok berebut jalur. Tidak melautnya kapal berarti mengancam periuk nelayan karena mereka mengandalkan pendapatan dari laut untuk menghidupi keluarganya.

BACA JUGA:Mana Yang Lebih Baik? Berikut Perbandingan Dispenser Galon Atas vs Bawah

Yusuf yang merupakan anggota Komisi III DPRD Kota Tegal mengatakan, dirinya semula berkoordinasi dengan Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (DPUPR) Kota Tegal untuk meminjam excavator. Namun setelah menunggu dua pekan, excavator masih dipakai di Sungai Kemiri dan proyek pembangunan Mall Pelayanan Publik.

BACA JUGA: Wamen ATR/BPN Serahkan Sertifikat Program PTSL, Simbolis untuk 3 Desa

Karena mendesak dan menjelang akhir tahun, Yusuf tidak mau berlama-lama dalam merealisasikan aspirasi warga. Putra dari H Tambari Gustam dan Hj Carimah ini akhirnya merogoh kocek pribadi untuk mendatangkan mesin pengeruk yang biaya sewanya cukup besar, yakni berkisar tujuh juta per hari. Mesin pengeruk tersebut disewa Yusuf selama delapan hari.

BACA JUGA:Mana Yang Lebih Baik? Berikut Perbandingan Dispenser Galon Atas vs Bawah

Bismillah, dengan uang pribadi saya menyewa alat berat ini, sebagai wujud kepedulian terhadap masyarakat Kelurahan Muarareja, khususnya nelayan tradisional aradan. Sebagai putra daerah, saya memiliki tanggung jawab untuk memperhatikan tanah kelahiran,” kata Suami dari Citra Mahalia Sari serta ayah dari Cantika dan Akbar ini.

Lulusan Fakultas Hukum Universitas Pancasakti Tegal tersebut melanjutkan, dengan dikeruknya Dermaga Muarareja dirinya berharap dapat memperlancar aktivitas kapal nelayan. Tidak ada lagi kapal yang terhambat dan saling cekcok antarnelayan. Sehingga, nelayan bisa pergi melaut dengan lancar dan menghasilkan pendapatan untuk menafkahi keluarganya.

BACA JUGA:Petani Bawang Merah Brebes Kesulitan Air, BBWS Cimanuk-Cisanggarung Droping Air

Dermaga Muarareja menjadi tempat bersandar sekitar dua ratusan kapal yang menjalani rutinitas melaut setidaknya empat hari. Selama ini, dermaga belum pernah dikeruk. Terlihat kegembiraan di raut wajah para nelayan saat menyaksikan pengerukan karena penantian selama bertahun-tahun akhirnya terwujud di depan mata. Para nelayan itu di antaranya Pii dan Wasoh.

BACA JUGA:Giliran Harga Cabai dan Bawang di Brebes Turun Jelang Nataru

Ungkapan terima kasih lalu disampaikan kepada Yusuf yang telah merealisasikan harapan dikeruknya dermaga yang diandalkan untuk menyokong mata pencaharian nelayan. Dengan dikeruknya dermaga diharapkan dapat menjadi titik lecut untuk meningkatkan perekonomian nelayan yang menggantungkan hidupnya dari hasil melaut. (*)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: